Ini adalah salah satu cerita
perjalanan yang masih saya ingat sampai sekarang (2017, red). Perjalanan terpanjang
saya dengan angkutan publik sebelumnya tercatat hampir 16 jam. Maklum waktu itu
lagi puncak arus mudik dan pelabuhan Bakauheni-Merak sedang sangat padat
manusia. Ternyata rekor itu pecah beberapa minggu lalu yaitu saat saya harus
mengunjungi Malang, Jawa Timur.
Kereta Malabar tahun 2013 |
Saat itu moda transportasi yang
langsung menuju Malang dari Bandung adalah kereta api. Jadi ya mau gamau saya
harus memilih dia, hehe. Lama perjalanan normal Bandung-Malang adalah 15,5 jam
dengan kereta Malabar. Dari jam 3 sore saya dan suami, yang selalu menjadi hero
di setiap episode hidup saya, sudah duduk manis di stasiun Bandung.
Kami duduk-duduk
di ruang tunggu sambil nunggu dipanggil sama petugas. Gatau kenapa ya,
momen-momen saat saya atau dia mau pergi sendirian ke suatu tempat tertentu
menjadi begitu singkat dan berharga untuk dilewatkan dengan biasa-biasa saja.
Sebenarnya sih kami nggak melakukan hal2 aneh, cuma duduk berdua: ngobrol. Lalu saya masuk ke stasiun
setelah mencium tangannya dan punggung tangan saya dicium olehnya.
Kereta Malabar Delay Karena Ada Kereta Lain Anjlok
Perjalanan dengan kereta malabar
lancar jaya dari jam setengah 3 sore sampai ba’da maghrib. Ketika sampai di
stasiun tasik, tiba-tiba si kereta dieeeem sampe sekitar setengah jam. Saya
yang waktu itu asik nonton film di leptop (saya lagi ga sholat waktu itu)
sembari ngemil nggak denger pengumuman dari awak kereta. Setelah saya ke
belakang, turun dari kereta, lalu bertanya-tanya kepada penumpang yg udah
duluan turun, ternyata kereta delay sampai waktu yang tidak dapat ditentukan
karena ada kereta di depan yang anjlok.
Hayah,,, sayah cuman bisa pasrah. Ga
ada keinginan untuk marah atau apapun. Saya hanya memikirkan schedule kerja
saya di Malang nanti dan skenario kepulangan saya ke Bandung. Tapi karena saya
juga nggak bisa membayangkan Malang itu bagaimana rupa dan medannya, seberapa
jauh perjalanan saya di kota itu dan menggunakan transportasi apa. Saya
akhirnya berjenti berfikir lalu meneruskan agenda saya: maraton nonton film =))
Namun ternyata perjalanan tidak
kunjung dilanjutkan hingga pukul 23. Saya cuma bisa gonta-ganti posisi duduk,
celingukan, dan nguap. Akhirnya sekitar jam 23.40 kereta berjalan lagi. Tetapi baru
lewat dua atau tiga stasiun kereta itu berhenti cukup lama lagi. Lalu kereta
kembali melanjutkan perjalanan. Saya tidak tau berapa kali lagi kereta itu
berhenti karena saya tertidur dengan jaket yang menutup rapat tubuh dan kepala
saya. Yang saya tau, pukul 7 pagi kereta baru merapat ke stasiun jogjakarta.
Woww…
Sampai Di Malang, Kerja Dong!
Sampai di Stasiun Malang jam sudah
menunjukkan pukul 14.50 WIB. Saya langsung naek ke boncengan motor Relawan yang menjemput saya. Pada waktu itu saya langsung ke lokasi
yang harus saya kunjungi. Di sana saya langsung kenalan, foto-foto, supervisi
seluruh program yang ada di sana, ngobrol sama ketua kelompok di sana,
foto-foto, ngerekam, dll. Dan saya belum mandi, haha.
Dari Malang Ke Surabaya Naik Bis
Lalu masalah pun datang: saya naik
kereta dari mana? Kalau dari malang, kereta baru ada jam setengah 4 jadi saya
baru bis sampai di Bandung hari minggu pagi. Padahal hari minggu ada acara yang
harus didatangi. Setelah ngobrol sana-sini, akhirnya saya memberanikan diri
naik kereta dari Surabaya. Which is saya harus ke surabaya dulu… naik bis
malam.
Waktu itu saya harus ke lokasi lain
dulu sebelum ke Terminal Malang. Tapi sebelumnya saya sempetin mandi dulu,
panas boo… hehehe. Sekitar jam setengah 8 malam semuanya baru beres. Dan Motor
ngebut ke terminal. Alhamdulillah, masih ada bis malam dan penumpangnya cukup
banyak, bahkan nyaris penuh.
Rasa cemas saya berkurang karena itu dan hasilnya,
saya bisa tertidur nyenyak di dalam bus. :D. Saking nyenyaknya tidur, saya
nggak tau kalau bapak2 di samping saya sudah berganti rupa jadi perempuan,
muehehe. Dan saya juga sempet diejek suami di rumah karena saya ga tau kalau
bus Malang-Surabaya melewati lokasi Lumpur Lapindo. hehe
Sampai di Surabaya Cuma Numpang Bobok!
Pukul 22.00 WIB saya sudah sampai di Terminal Purabaya yang alhamdulillah ternyata masih rame. Lagi-lagi rasa cemas saya berkurang. Sekitar
30 menit kemudian, saya dijemput oleh branch
manager Surabaya yaitu Mbak Lusi. Beliau mengantar saya ke penginapan dekat Taman
Bungkul. Ah ya, sebelumnya saya makan nasi rawon dulu di taman itu. Alhamdulillah,
semua reservasi penginapan dan pembelian tiket sudah dibantu oleh beliau. Big thanks to her.
Saya lalu tertidur nyenyak di
penginapan setelah bersih-bersih kembali (derita manusia yang susah tidur kalau
badannya ga keguyur air). Dan besoknya… saya kesiangan dong bangunnya!
Aaaaaaaakkkk…
Untung suami saya menelpon pagi-pagi. Sepertinya dia cemas
dengan nasib isterinya yang kebo ini karena biasanya kalau saya udah sampai di
stasiun saya langsung laporan ke suami.
Saat itu saya langsung lompat
dari tempat tidur, beres2, angkat kardus oleh2 dan gendong ransel ke
resepsionis untuk check out lalu lari-lari nyari taksi di depan
penginapan. Saya nampak sangat sibuk di depan resepsionisnya. Hehehe.
Di taksi biru, saya kena prank dari pak sopir. Mungkin ngeliat saya buru-buru, panik dan ga ngerti di mana Stasiun
Surabaya Gubeng, pak sopir mengatakan kalau jarak dari penginapan ke stasiun itu bisa
1 jam.
Eh, ternyata.. waktu tempuhnya hanya sekitar 15 menit. Ishh,, Dasar si bapak…
Saya sampai di Stasiun Gubeng dengan selamat dan masih bisa
wara-wiri nyari sarapan dan celingukan ngeliat penumpang yangsepertinya dari
indiahe. Lalu saya kembali menikmati perjalanan dengan kereta selama 12 jam
bersama Kereta Argowilis menuju Bandung.
Then… Welcome to bandung and enjoy the next trip!
Bandung, April 2013
Posting Komentar
Posting Komentar