awan dari dekat |
Tau nggak apa enaknya jadi anak
kampung?
Yaitu banyak hal sederhana bagi anak-anak kota yang membuat mereka bahagia. Hehe.
Contohnya adalah salah satu keinginan
kecil saya yaitu melihat bumi dari atas dan awan dari dekat.
Keinginan itu terwujud
ketika jadwal pesawat Jakarta-Makassar tertera pukul 4 pagi. Di perjalanan pesawat
sebelumnya ketika saya ke Medan, saya hanya bisa liat lampu2 pemukiman penduduk
ketika take off maupun landing, selebihnya saya hanya bisa
melihat gelap karena pesawat berangkatnya malam hari dan saya tertidur. Hehe
Perjalanan Dari Soekarno Hatta Ke Sultan Hasanuddin Airport
Di malam perjalanan kala itu saya
hanya tidur 3 jam yaitu di perjalanan bus Bandung-Tangerang dan ketika transit
sebentar di rumah saudara teman perjalanan. Ketika saya di pesawat, saya tidak
tidur sama sekali karena takut kebablasan dan loss moment matahari terbit. Mata
yang panas-dan-sangat-ingin-nutup itu saya paksa buka dengan memutar2 pandangan
ke sekeliling, baca-baca majalah yang disediakan pesawat, dan mencoba melihat
langit yang masih gelap dari jendela.
Sunrise Di Atas Awan
Sekitar jam
setengah 5 pagi lewat sekian, semburat cahaya dari langit sudah mulai terlihat.
Saya kegirangan di bangku, mata semakin melotot melihat detil langit yang sudah
mulai terlihat bentuknya. Dan ketika cahaya matahari sempurna menempati setiap
ruang kosong di langit, saya terpana melihat gerombolan awan yang seperti
kapas.
Maklum aja ya, anak kampung.
lautan awan |
Tanah Daeng |
Selama
perjalanan di pesawat, saya tidak henti-hentinya mencet tombol shutter kamera.
Pertama karena saya pengen semua yang saya liat bisa diabadikan, kedua karena
saya bingung angle mana yang paling bagus utk membingkai langit yang amazing
itu.
Btw, moto
dari pesawat emang ga boleh ya? Kata temen saya yg dari Bangka, doi pernah
ditegur sama pramugari pas moto pake kamera. Aku sih alhamdulillah ga pernah
ditegur. =d
Bandara Hasanuddin |
Informasi Angkutan Umum Di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
Oya, bagi yg
belum tau. Di Bandara Sultan Hasanuddin ga ada angkutan massal semacam damri. Jadi
di sana banyak taksi berkeliaran. Taksi2 ini udah menentukan tarif di awal,
bahkan ditulis besar-besar di kertas ukuran A5 sampai A4. Dan harus pinter2
nawar ya, karena kalau nggak gitu bisa kena 200 ribu ke tempat tujuan. Teman
perjalanan saya udah beberapa kali ke Makassar, jadi beliau udah tau berapa
tarifnya. Kami cuma kena 100 rb ke Sam Ratulangi. Untuk 3 orang itu udah murah
ya… =d
Bandung,
Maret 2013
Posting Komentar
Posting Komentar