Nelayan di Rowo Jombor |
Petualangan untuk berburu sunrise di Rowo Jombor, Klaten.
Perjalanan Dari Yogyakarta Menuju Rowo Jombor
Masih di Yogyakarta. Kali ini kami melipir ke daerah Klaten, tepatnya di Rowo Jombor yang
terletak di Dukuh Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Kira-kira 8 km (delapan
kilo meter) ke arah tenggara dari pusat Kota Klaten,
Jawa Tengah.
Rowo Jombor atau Danau Rowo Jombor sekarang terkenal karena warung terapungnya
dan menjadi objek wisata yang cukup terkenal di Klaten.
Pukul setengah 3 pagi kami sudah bangun dari tidur. Ngantri mandi, dan bersiap berangkat ke rowo jomblo eh Rowo Jombor.
Pukul setengah 3 pagi kami sudah bangun dari tidur. Ngantri mandi, dan bersiap berangkat ke rowo jomblo eh Rowo Jombor.
Di perjalanan menuju lokasi, saya
tidur. Sampai di daerah Jombor, kami parkir di masjid dan memang kebetulan pas banget
dengan adzan subuh. Masjidnya bagus… kata salah satu jamaah shalat yang
perempuan, masjid ini dibangun dengan swadaya penduduknya. Padahal jumlah
penduduk di situ ga nyampe 50 KK. Wow!
Matahari Terbit Di Rowo Jombor
Setelah itu, kita menunggu matahari terbit alias sunrise. Saya udah
siap2 bawa tripod. Ya kali hasilnya jadi lebih bagus gitu klo make tripod. Eh
gataunya malah ribete puoollll… *tendang tripod ke rawa*. Yasudahlah, mending saya motret
biasa aja.
Sembari menanti matahari bangun dari tidurnya, saya mencermati aktivitas nelayan pagi hari itu. Pagi buta setelah sholat subuh mereka langsung merapikan jala dan peralatan lainnya, lalu menjalankan perahunya ke tengah danau.
Perahu sederhana
mereka berjalan dengan pelan, tanpa suara. Tidak ada suara bising mesin diesel
khas nelayan di daerah pantai. Begitu juga dengan aktivitas mereka saat menjala
ikan di danau. Tenang, khidmat, seperti menyatu dengan irama danau.
Penantian kami saat itu dalam kegelapan dan mata yang masih mengantuk ternyata tidak sia-sia. Kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Buat saya, sunrise kala itu adalah yang terindah. Istimewa. Saya tidak menyangka langit bisa berwarna ungu, violet, oranye, dalam waktu singkat.
Bandung-Yogyakarta, 2014
Penantian kami saat itu dalam kegelapan dan mata yang masih mengantuk ternyata tidak sia-sia. Kami disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Buat saya, sunrise kala itu adalah yang terindah. Istimewa. Saya tidak menyangka langit bisa berwarna ungu, violet, oranye, dalam waktu singkat.
Posting Komentar
Posting Komentar