Masih tentang pengalaman camping di Ranu Kumbolo, Chapter Tanjakan Cinta dan Oro-Oro Ombo
Tikus Di Perkemahan
“Huwaaaa tikussss… ya ampun… astaghfirullah”
Teriakan di pagi buta kala itu membuat saya melonjak kaget dari tidur. Melihat Mbak Nur dan Mbak Chana yg sedang mencari2 hewan bernama tikus dengan mata mereka, saya segera melepaskan diri dari jeratan Sleeping Bag. Ketika mbak Chana menyibak tumpukan barang di samping sesuatu yang dipakai jadi bantal tadi malam, sesuatu yang berekor berlari dengan sangat cepat dan keluar dari tenda kami ke tenda lain.
Karena kejadian itu mata saya yang tadinya ngantuk banget jadi segar
bugar. Alhamdulillah, saya jadi bisa sholat subuh tepat waktu. Tapi
setelah itu, saya tidur lagi, Hehe. Seluruh badan saya terasa remuk
redam :D. Setelah hari agak terang, saya baru keluar dari tenda karena
tidak mau ketinggalan sunrise. Dan ternyata saya memang cuman dapet
bekas2nya aja.
Menyambut Hiportemia Survivor
rombongan pos 3, Hipotermia survivor |
Ranu Kumbolo That Morning |
Mitos Tanjakan Cinta Di Ranu Kumbolo
Di sore hari, kami semua kompak ngumpul di tepi danau untuk belajar motret. Karena saya waktu itu masih capek jiwa dan raga, setelah nimbrung sebentar di sesi belajar itu saya memilih melipir ke tanjakan cinta. Salah satu lokasi di Ranu Kumbolo ini sangat terkenal di seantero pendaki Gunung Semeru dan juga para penonton film 5cm.
Mitosnya, siapa saja yang bisa berjalan di tanjakan ini tanpa henti dan tanpa menengok ke belakang jika sedang dalam keadaan jatuh cinta maka akan berakhir bahagia. #Eaaa
Gimana? keliatan nggak gimana aduhainya tanjakan cinta ini? |
begini tanjakan cinta dari atas |
- Pertama, karena tanjakan yg terlihat menawan ini ternyata butuh waktu dan tenaga ekstra. Nggak bisa buru-buru atau cepet-cepet kalau lagi di tanjakan ini.
- Kedua, hampir semua jomblo di rombongan ini tidak punya kisah cinta picisan bak sinetron indonesia atau remaja/young adult kebanyakan. Soal jodoh mah urusan Tuhan, gak ada urusan sama tanjakan kampret macam inih! hehe
Oro-Oro Ombo Yang Kering Karena Kebakaran
Sampai di atas tanjakan, kami disuguhi pemandangan (mantan) padang lavender yang terkenal dengan nama Oro-oro ombo. Karena peristiwa kebakaran beberapa waktu lalu, padang yg seharusnya berwarna ungu ini praktis berubah menjadi coklat. Nah, di sinilah letak kekaguman saya.
Meski mungkin tak se-colorful normalnya, ternyata tidak lantas mengurangi keindahan padang ini. Bahkan menurut saya Oro-oro ombo ini semakin eksotis!Saya pun memutuskan untuk turun dari Tanjakan Cinta dan bermain di Oro-Oro Ombo :D.
Oro-Oro Ombo dan Pendakinya |
Bersambung ke chapter terakhir
Posting Komentar
Posting Komentar