the riders |
Sore Hari Di Pantai Sawarna
Sampai di Pantai Sawarna, cuaca
masih mendung. Bahkan gerimis masih rutin turun bersama angin laut yg kencang. Saya
bergegas ke kamar mandi untuk wudhu lalu sholat berjamaah sama si kakak di
salah satu "kamar" yang sudah kami sewa bersama-sama. Sebagai info,
masing2 orang membayar 25 ribu untuk menginap semalam dan menggunakan kamar
mandi sepuasnya (untuk buang hajat, mandi dan bersih2 =d).
Masuk ke Sawarna
itu bayar tiket Rp3.000,-/orang. Setelah sholat, saya dan para perempuan lain langsung
menuju laut, tidak lupa menggiring anak-anak yang sudah bergulingan di pasir dekat
tempat menginap kami.
Saya juga langsung
ke bibir pantai dan bermain air. Rok jins yang sudah berlumur pasir saya
biarkan basah. Tak lama kemudian, angin semakin berhembus kencang dan gerimis
makin deras.
Pantai Tanjung Layar, Sawarna Banten
Sekitar jam 4 lewat, kami semua
sepakat ke sudut lain pantai Sawarna yg namanya Tanjung Layar. Kami jalan kaki kira-kira 15 menit. Jangan lupa bawa sandal ya karena di sana banyak karang yg lumayan
tajem. Dan selalu pastikan sendal/sepatunya tahan sama air laut.
Jangan sampai sandalnya jebol kayak punya saya, hehe
Salah satu karang terbesar yang seperti raksasa |
Sampai di sana, udah banyak yg
bertengger di berbagai sudut utk foto-foto. Saya yg bawa kamera dan tas yg
isinya henpon kebingungan buat nyebrang ke lokasi karang yang isinya air laut
dan lumayan dalem. Saya jalan perlahan karena airnya sedengkul dan ada juga yang sampai sepaha.
Banyak juga karang-karang tersembunyi di dasarnya. Jadi harus hati2...
salah satu biota di pantai |
Di sana ada karang2 yang tingginya
sekitar 2-2,5 meter yang berdiri memanjang dari ujung barat ke timur dan juga tebing yang tingginya 20meteran.
Setelah selesai, kami balik ke
pantai. Lalu kami mandi dan langsung menghangatkan diri dengan makan mie instan. Asiikkk saya boleh makan mih instan, hehe.
Btw sebenarnya kalau cuacanya terang, kita bisa liat sunset yang lokasinya tepat di depan warung yg dijadikan tempat menginap. Tapi sayangnya waktu itu mendung. Jadi ya ga dapet apa2.
Hehehe.
Pengalaman Menginap Di Warung Di Pantai Sawarna
Waktu memutuskan untuk menginap di
pantai, saya berfikir: gimana dinginnya ya? Bayangin aja waktu masih sore aja
anginnya udah bisa menerbangkan terpal yang melindungi warung. Tapi ternyata kami dikejutkan oleh
kondisi alam yang sangat baik pada kami. Waktu kami tidur di malam hari, angin hampir nggak ada. Hangat seperti layaknya di kamar.
Tapi ada serangan udara dari kawanan nyamuk! So, jangan lupa pake kaos kaki klo tidur atau pakai lotion anti nyamuk.
Besok paginya setelah sholat subuh
dan beres-beres, foto-foto "wajib" para anggota wolf brothers, dan lain
sebagainya, kami pulang ke Bandung. Pukul setengah 8 pagi kita sudah rapi dan
siap mengarungi jalanan kembali.
Perjalanan Pulang Dari Pantai Sawarna Ke Bandung
Awalnya kami mau lewat jalur Malingping,
tapi mungkin karena udah pada teler jadi diputuskan untuk tetap lewat jalur
sebelumnya. Alhamdulillah, suguhan pemandangan lebih menakjubkan karena cuaca
hari itu sangat bersahabat alias tidak hujan. Tapi ketika sampai di Sukabumi, kami semua selalu mengenakan jas hujan sampai Bandung karena hujan lebat.
Beberapa catatan di geng motor ini :
- Banyak yg udah berkeluarga, si bapaknya ga sungkan bawa istri dan anaknya kalau ada acara touring bareng kawanan. Kecuali klo istrinya lagi hamil.
- Yg masih bocah ya bawa pacarnya.
- Klo masih di jalan n udah waktu sholat ya mampir ke masjid. B-)
- Masih ngerokok. Hahaha.. Ini mah mereka kayak cerobong asap semua. Sambil motoran juga ngerokok
- Doyan jengkol
Bandung, Januari 2013
Posting Komentar
Posting Komentar