MENUJU PANTAI PANGUMBAHAN
2 Januari 2015
Pukul 3 sore, saya terbangun di antara dengkuran halus suami di belakang telinga saya. Baru saja saya membuka mata, terdengar teriakan orang di sekitar pantai dan suara sapu di halaman penginapan.
“Jangan-jangan udah cerah nih…” pikir saya.
Pukul 3 sore, saya terbangun di antara dengkuran halus suami di belakang telinga saya. Baru saja saya membuka mata, terdengar teriakan orang di sekitar pantai dan suara sapu di halaman penginapan.
“Jangan-jangan udah cerah nih…” pikir saya.
Saya langsung menyibak tirai jendela dan benar! Matahari sudah mulai menghangatkan tanah meski masih malu-malu. Saya langsung beres dan tidak lupa membangunkan suami yg nampak masih menikmati tidur siangnya.
Kami sore itu langsung menuju ke Pantai Pangumbahan, pantai yang terkenal dengan pelepasan tukik di sore hari. Saya tentu tidak mau ketinggalan momen itu karena saya pergi ke Ujung Genteng ini memang pingin liat tukik itu. Penasaraaann…
Kami naik motor menuju pantai tersebut. Buat yang tidak tahu rute ke Pantai Pangumbahan, tanya saja dengan penduduk asli situ. InsyaAllah mereka pasti tau dan nggak pelit untuk memberikan petunjuk arah.
Setelah saya pikir2, harga tiket yang mahal mungkin tujuannya adalah menjaga agar tidak terlalu banyak pengunjung yang datang waktu penyu bertelur. Kebayang kan klo misalnya yg cewek2 di sini lagi ngelahirin trus ada rombongan makhluk asing yg datang untuk ngeliat proses kalian ngeden. Pasti gak bagus buat psikologis si ibu penyu.
Jam 5 sore, pengunjung yg awalnya hanya belasan berubah menjadi ratusan orang. Dan meski sudah ada papan peringatan untuk tidak main2 di laut masih ada saja orang yang mandi di laut. Padahal ombaknya sangat besar dan terkesan seram. Saya dan suami cuma duduk-duduk di batang pohon yang sudah lapuk dan jauh dari bibir pantai sambil ngobrol-ngobrol.
Sekitar jam setengah 6, beberapa petugas terlihat membawa bak berwarna hitam dan beberapa orang di antaranya membuat garis yg tidak boleh dilewati oleh pengunjung karena di situ adalah wilayah pelepasan tukik atau anak penyu.
Kami sore itu langsung menuju ke Pantai Pangumbahan, pantai yang terkenal dengan pelepasan tukik di sore hari. Saya tentu tidak mau ketinggalan momen itu karena saya pergi ke Ujung Genteng ini memang pingin liat tukik itu. Penasaraaann…
Kami naik motor menuju pantai tersebut. Buat yang tidak tahu rute ke Pantai Pangumbahan, tanya saja dengan penduduk asli situ. InsyaAllah mereka pasti tau dan nggak pelit untuk memberikan petunjuk arah.
Jalan menuju pantai ternyata sangat menantang (jika tidak mau dibilang jelek) karena didominasi oleh bebatuan yg ukurannya cukup besar dan sekilas sepertinya cukup tajam. Tak hanya itu, di beberapa ruas jalan kami juga disambut dengan genangan air setinggi betis laki-laki dewasa. Lagi-lagi saya parno kalau misalnya motor yang kami naiki tiba-tiba tumbang dan baju, kamera, serta gopro pinjeman yg saya pegang itu rusak semua.
Harga tiket ke Kawasan Konservasi Penyu Pantai Pangumbahan Sukabumi adalah Rp10.000,-/orang. Harga tiket untuk melihat penyu sedang bertelur di malam hari adalah Rp150.000,-
Saya setuju-setuju aja, tapi di sisi lain saya ngelus dada agar legowo karena saya belum jadi manusia yang bisa merogoh Rp300.000,- untuk membayar 2 tiket untuk melihat penyu bertelur.
MELEPAS TUKIK DI PANTAI PANGUMBAHAN
Waktu kami sampai di pantai, pengunjungnya masih sepi. Baru ada beberapa mobil dan komunitas motor vespa yang entah bagaimana caranya bisa selamat dan utuh kendaraannya sampai Pangumbahan ini, hehe.Saya dan suami langsung ke lokasi pantai dan ternyata pantainya biasa saja saudara-saudara… Kalau nggak ada adegan melepas tukik, saya gak mau balik lagi ke Ujung Genteng deh. Serius.
Kalau kalian mau wisata pantai, mending touring ke pantai lain aja. Misalnya Pantai Santolo, yang hingga sekarang masih jadi the best beach ever di Jawa Barat. Pantainya bagus, nggak kalah sama Pantai Liang di Ambon. Atau klo gak, ke Pantai Ranca Buaya yang konon jadi lokasi syutingnya Perahu Kertas (yang saya gak pernah nonton filmnya).
Jam 5 sore, pengunjung yg awalnya hanya belasan berubah menjadi ratusan orang. Dan meski sudah ada papan peringatan untuk tidak main2 di laut masih ada saja orang yang mandi di laut. Padahal ombaknya sangat besar dan terkesan seram. Saya dan suami cuma duduk-duduk di batang pohon yang sudah lapuk dan jauh dari bibir pantai sambil ngobrol-ngobrol.
Sekitar jam setengah 6, beberapa petugas terlihat membawa bak berwarna hitam dan beberapa orang di antaranya membuat garis yg tidak boleh dilewati oleh pengunjung karena di situ adalah wilayah pelepasan tukik atau anak penyu.
Ingat ya saudara2, pengunjungnya itu ratusan mulai dari anak-anak, remaja alay, mahasiswa, sampai om2 dan tante2. Oya, ada juga bapak2 biksu yang menjadi guide rombongan bule.
Saya kan terobsesi buat ikut megang tukiknya ya kayak di blog orang2 (haha), tapi melihat kondisinya sangat crowded begitu, saya langsung pesimis. Kayaknya saya salah milih waktu buat main ke sinih. Jadilah saya waktu itu cuman ngeliatin si tukiknya dilepasin sama petugasnya. Huhuu…
Saya kan terobsesi buat ikut megang tukiknya ya kayak di blog orang2 (haha), tapi melihat kondisinya sangat crowded begitu, saya langsung pesimis. Kayaknya saya salah milih waktu buat main ke sinih. Jadilah saya waktu itu cuman ngeliatin si tukiknya dilepasin sama petugasnya. Huhuu…
Tips buat yg pingin melihat pelepasan tukik dg lebih leluasa: Pilihlah lajur sebelah kiri (dengan tubuh menghadap ke laut) karena petugasnya gak akan sampai ke ujung sebelah kanan. Dan saya ada di ujung kanan…Setelah itu saya dan suami langsung balik ke penginapan karena takut hujan lagi dan akses jalan macet karena jumlah pengunjung yang ratusan dengan puluhan mobil dan motor.
Tips lain: Jika ingin melepas tukik dengan leluasa, bisa memegang tukik seperti orang-orang, pilihlah waktu yang tepat yaitu hindari long weekend !!!
SUNSET TERINDAH DI PANTAI PANGUMBAHAN, UJUNG GENTENG
Kami lalu berhenti di gerobak nasi goreng yg kami lewati waktu mau ke Pantai Pangumbahan, rencananya mau beli nasi goreng. Eee… gataunya, waktu kita sampai di sana langit di ujung barat yang berada pas banget di depan nasi goreng itu sedang bersiap melukis sunset. Masyaallah…
Saya seumur2 ke pantai, baru pertama kali ini dikasih hadiah sunset yang luar biasa keren kyk gini sama Allah. Alhamdulillah…
Di penghujung hari kala itu, saya menyadari satu hal bahwa Allah memberi hadiah pada saya, pada kami, setelah banyak menghadapi hujan deras plus angin kencang, banjir, jalan jelek, pant*t dan pinggang somplak. Untuk masalah beginian aja kami sabar, masa’ untuk ujian hidup yang lain kami jadi lembek…
Lalu kami melenggang ke penginapan bersama nasi goreng yg masih panas dan hati yg dipenuhi lukisan Sang Maha.
Malam itu berakhir dengan perut kenyang dengan 1 porsi nasi goreng. Jarang2 saya sanggup ngabisin bungkus nasI goreng dengan porsi kuli. Besok paginya, kami langsung cabut ke Bandung. Kira2 kami balik jam setengah 7 dan sampe rumah jam 2 siang lewat sekian menit.
Sayonara ujung genteng…Saya balik lagi ke sini klo udah punya mobil. Hehehe.
Di penghujung hari kala itu, saya menyadari satu hal bahwa Allah memberi hadiah pada saya, pada kami, setelah banyak menghadapi hujan deras plus angin kencang, banjir, jalan jelek, pant*t dan pinggang somplak. Untuk masalah beginian aja kami sabar, masa’ untuk ujian hidup yang lain kami jadi lembek…
Lalu kami melenggang ke penginapan bersama nasi goreng yg masih panas dan hati yg dipenuhi lukisan Sang Maha.
Malam itu berakhir dengan perut kenyang dengan 1 porsi nasi goreng. Jarang2 saya sanggup ngabisin bungkus nasI goreng dengan porsi kuli. Besok paginya, kami langsung cabut ke Bandung. Kira2 kami balik jam setengah 7 dan sampe rumah jam 2 siang lewat sekian menit.
Sayonara ujung genteng…Saya balik lagi ke sini klo udah punya mobil. Hehehe.
Rincian Biaya Touring Motor Bandung- Pantai Ujung Genteng Sukabumi
Hari 1
- Bensin Shell Super 100.000
- Air minum 8.000
- Makan Siang di RM Padang 30.000
- Mangga 2 kg 25.000
Hari 2
- Retribusi Masuk ke Pantai Ujung Genteng 8.000
- Penginapan 250.000
- Ngemil Mie Rebus 15.000
- Tiket Masuk ke Pantai Pangumbahan 20.000 (@ 10rb)
- Air minum 600 ml 4.000
- Bayar Parkir 5.000
- Nasi Goreng 2 porsi 22.000
- Pocari Sweat dll 19.000 (ceritanya jajan haha)
Hari 3
- Bensin pertamax 50.000
- Sarapan roti sobek & susu 22.000
- Makan siang 32.000
Total pengeluaran: Rp 610.000
Banyak juga ya… pantesan bokek. hahaCheers,
Susie Ncuss
Posting Komentar
Posting Komentar