Sepulangnya dari Kek Lok Sie Temple, kami mandi- makan siang-sholat-lalu tidur. Sekitar jam setengah 5 sore kami keluar dari hotel untuk mencari makan malam. Saat itu saya hanya mengikuti suami saya yang semangat untuk pergi ke Gurney Drive, sebuah tempat makan di tepi pantai yang direkomendasikan oleh hampir semua orang yang pernah ke Penang.
Jalan-Jalan di Kek Lok Sie Temple, Penang
Kami disapa rintik gerimis di tengah jalan yang kemudian berganti cerah dan berubah lagi jadi mendung. Entahlah, mungkin langit Penang sedang galau.
Kami terus saja menyusuri jalan raya di Penang, melewati banyak perkantoran, beberapa lampu merah, Istana Kedah, perkantoran lagi, toko-toko, dan beberapa kuil/pagoda. Rasanya Gurney Drive seperti berada di ujung dunia karena perjalanan kami nggak selesai-selesai.
Waktu itu saya sempat cranky dan bahkan pingin nangis karena saya udah nggak kuat jalan lagi. Kami sempat dua tiga kali berhenti untuk meluruskan kaki. Setiap kali saya tanya “berapa meter lagi?” suami saya selalu bilang “bentar lagi kok” dan waktu sampai hampir 1 jam kami jalan kaki, kami baru sampai Gurney Plaza. I was too exhausted back then.
Suami saya sampai menawarkan untuk menggendong saya karena udah kasian ngeliat istrinya yang kayak mau pingsan di jalan. Tapi karena saya punya harga diri yang terlalu tinggi, saya melanjutkan berjalan kaki dengan telapak kaki yang sudah tak terasa apa-apa.
Gurney Drive Saat Sore (penang.ws) |
Gurney Drive adalah semacam pujasera (pusat jajanan serba ada) di Penang. Kawasan kuliner yang cukup luas ini terdiri dari banyak sekali kedai semi permanen yang berderetan. Meja kursi untuk pengunjung berada di tengah-tengah “kepungan kedai” sehingga kita memiliki banyak sekali pilihan untuk makan.
Gurney Drive buka sore hari, menjelang maghrib dan bisa menampung ratusan orang. Semakin malam suasana di tempat ini semakin meriah dan ramai. Tempat ini terbagi menjadi dua bagian: Halal dan yang campuran. Gurney Drive yang terdekat dengan Gurney Centre adalah kawasan yang campuran alias vendor makanan halal dan non halal nyampur aduk di situ. Kawasan campuran ini juga merupakan bagian yang paling luas dan besar.
Kami memesan rojak pasembur, es kacang merah, kerang, dan beberapa makanan yang saya lupa apa namanya dan tidak difoto.
Tak berapa lama setelah kami menerima makanan, hujan mengguyur Penang. Saat itu para vendor dengan cekatan membuka payung yang sangat lebar yang di pasang di tengah-tengah meja makan yang tersedia di sana. Waktu itu meski hujan cukup deras kami tidak kena cipratan air terlalu banyak, hanya sedikit saja waktu ada angin yang cukup kencang.
Waktu itu saya tidak terlalu menikmati suasana makan di sana karena udah terlanjur capek dan entahlah… saya nggak bisa ngerasain apa-apa aja gitu, haha. Padahal di sana sangat seru lho untuk berburu kuliner se-Penang di satu tempat.
Setelah dipikir-pikir, saya jadi merasa bersalah sama suami saya yang waktu itu sangat bersemangat untuk mencoba banyak kuliner di sana. Tapi karena saya udah badmood, suami saya mengalah buat tak berlama-lama makan malam di Gurney Drive dan mengajak saya segera pulang ke hotel untuk istirahat.
Tak banyak membuang waktu, kami bergandengan tangan dan berlarian di bawah dinginnya hujan menuju halte bus yang akan membawa kami ke hotel.
Posting Komentar
Posting Komentar