Tahun 2018 sebentar lagi akan berakhir. Ingat kan kalau hari ini adalah tanggal 5 Desember? Kita hanya memiliki sisa 26 hari untuk mencapai resolusi tahun ini. Eh, mohon maaf kalau beberapa dari kalian merasa tertohok atau tiba-tiba siuman dari tidur panjang karena kalimat tadi :p.
Anyway, tahun ini saya dan suami benar-benar absen dari liburan ke luar negeri atau main ke tempat yang jauh dari Kota Bandung. Sepanjang tahun kami pura-pura tidak melihat semua tiket pesawat promo untuk menyebrang gerbang imigrasi atau tiket kereta untuk ke provinsi lain di Indonesia karena kami punya tujuan yang sangat jelas tahun ini: melunasi utang dan kembali menabung biar jadi kaya raya, hehe *brb nyari bibit pohon uang*. Kondisi sepi liburan seperti ini kadang bikin saya merindukan masa-masa di mana saya dan suami (dan banyak teman lain) berkemah di Ranu Kumbolo beberapa tahun lalu. Camping atau berkemah memiliki sensasi tersendiri di hati dibandingkan berwisata selfie di kota-kota besar.
Pucuk dicinta, Ulam pun tiba...
Hari Sabtu beberapa minggu yang lalu suami saya tiba-tiba bilang "Besok kemping yuk" di siang bolong saat saya lagi leyeh-leyeh nungguin jemuran kering. Saya waktu itu langsung semangat dong... Saat itu juga saya mengiyakan ketika suami saya bilang "tapi harus cuti pas hari senin".
Minta ijin udah beres (gercep maksimal) dan kami langsung melemparkan semua perlengkapan berkemah kami ke dalam bagasi mobil. Tenda, matras, sleeping bag dan 2 selimut kami bawa semua. Tak lupa dengan peralatan mandi seperti sabun, sikat gigi dan kawan-kawannya. Kami tidak membawa peralatan masak karena kami berkemah di Ranca Upas, Ciwidey, yang memiliki fasilitas lengkap: toilet, musholla bersih, dan belasan warung makanan.
Kami berangkat menuju Ranca Upas lewat tol Soroja (Soreng-Pasir Koja) dan sampai di sana kira-kira 1,5 jam. Ranca Upas berada di sebelah kanan sebelum Pemandian Air Panas Ciwalini. Jalan menuju pintu dan loket untuk membayar tiket membuat mobil kami bergoyang-goyang karena tidak mulus. Setelah membayar tiket, kami langsung mencari lapak untuk menggelar tenda dan perlengkapan lainnya.
Harga tiket masuk ke Ranca Upas, baik hanya untuk main maupun untuk berkemah bisa dilihat di foto ini
harga tiket masuk KBM Eco Tourism Ranca Upas untuk 2 orang |
Kami akhirnya memilih lokasi di bagian bawah, beberapa ratus meter setelah penangkaran rusa dan tidak jauh dari tempat latihan memanah. Lokasi ini seperti lapangan terbuka yang sangat luas dan memiliki fasilitas toilet di dua bangunan yang berbeda. Lokasi ini juga tidak banyak yang menggunakannya, bahkan di siang hari hanya kami dan teman kami dari Tangerang saja yang menggelar tenda di sana. Di sore dan malam hari ada sekitar 7 tenda lain yang menyusul kami dan didirikan di tempat yang berjauhan dari tenda kami.
Suasana sholat di alam terbuka dengan alas seadanya |
ritual bakar jagung |
Kami saat itu langsung menggumam: "Ooo... lagi pada foto prewed kali ya..."
Sebagian rombongan yang mau foto-foto |
Salah satu foto kami di sana. iya, gamis saya basah sampai ke kaos kaki dan sepatu :p |
Ini berfoto di dekat lokasi tenda. iya, basah semuaaa... (difoto sama instagram husband) |
difoto sama om hilal |
coba tebak ini foto di sebelah mana? :p |
Sekitar 40 menit bermain dengan rusa dan kamera, kami melanjutkan keseruan pagi itu dengan makan cuanki panas dan pedas. Wah, semua yang kami lakukan di sana terasa lengkap dengan menyantap semangkuk cuanki di pinggir jalan. Sempurna, Perfecto! :))
kenikmatan hakiki bernama cuanki |
Informasi harga di Ranca Upas yang masih saya ingat:
- Bakso cuanki: 13rb/mangkuk
- Jagung: 10rb/kg
- Kayu: 5rb/kg
- Nasi Goreng: 15rb/porsi (kalau nggak salah inget)
- Harga pakan rusa: 5rb/ikat
Manstab teh barakallah 😇
BalasHapusaamiin.
Hapusnuhun. hehehehehe
Aduh pengen banget ke Ranca Upas, nanti pengen bawa anak-anak ke sana ah
BalasHapusmantabs. harus diwujudkan, teh :D
HapusTeteh hha jadi ganti domain? Btw saya jyga belum pernah kemping di alam seumur hidup lho hahha pengen ke Ranukumbolo tapi mending cek disini dulu kali ya, duh itu poto postwedding lucuk bangets, kupengen juga. Btw bukannya di Ciwidey gada gn tangkuban ya? Gn patuha kali
BalasHapusiya, teh. setelah bertapa, jadi juga beli domain yang baru. haha >,<
Hapuswah, asik lho kemping, apalagi bareng sama suami dan anak.
iyaaa, teh. aku salah nulis. harusnya sebelum pemandian air panas ciwalini. Ya Allah... =))
Terakhir berkemah gini SMP. Itupun kegiatan pramuka hahaha. Kalau jalan-jalan gini seru banget, apalagi bareng keluarga :)
BalasHapusTrus aku salfok dengan cuanki hehe
omnduut.com
ya ampun, itu udah lama banget berarti ya...
Hapusjadiin resolusi 2019, om.. :))
cuanki for lyfe :p
Foto berdua suami yang ada rusanya itu cakep banget Teh.
BalasHapushehehe :p
HapusTeh pinjem peralatan kempingnya dooong. Mingdep mo kemping jg di ranca upas 😅
BalasHapushayuk teh, bisa diambil di rumah atau japri aja :D
HapusFoto yang deket rusa itu so sweet deh. Kemah di sini kalau bawa anak-anak gimana ya?
BalasHapusenakeun kok teh,
Hapusseru banget liat anak-anak jumpalitan di rumput :D
Udah lama nggak kamping di Ranca Upas. Kangen deh baca ini hiks
BalasHapusharus meluangkan waktu sih buat berkemah di sini, teh :D
HapusRomantisnyaa hihi
BalasHapushehehe
HapusWah Ranca Upas. Udah lama gak kemping di sana. Terakhir itu waktu baru nikah. Belom punya anak. Tahun 2001. Kepengen deh kemping di sana bawa anak2. Pasti seruuu...
BalasHapusiya, teh. seru pisan... :D
HapusUdah lama banget rencanain kemping saka keluarga nih aku sama suami existed bgt tapi apa daya aku nya punya baby terus. Hahahaha
BalasHapusNanti nungguin anak gede eh malah punya adik, next lah ya 😂
hahaha...
Hapusalhamdulillah, rejekinya banyak...
insyaAllah tahun depan ya bisa camping di sini :D
Asiknya yang jalan - jalan sambil pacaran lagi hihhhi. Thanks for sharing mba, cuz klo libur aku ikutan kemahan ahhh.
BalasHapusJadi Pengen Kesana :D
BalasHapus