Menikmati Kota Bandung Dari Menara Masjid Alun-Alun - Traveling With Husband

Siapa sih yang nggak kenal dengan Alun-Alun Kota Bandung? Sejak adanya pemugaran beberapa tahun lalu, Alun-Alun menjadi pusat keramaian di Kota Bandung, terutama saat akhir pekan dan hari libur nasional. Tahun lalu (2018) alun-alun kembali direnovasi untuk memanjakan para wisatawan lokal maupun mancanegara di Kota Bandung. Setau saya yang berubah adalah penggantian karpet rumput sintetis dan pemugaran taman bermain anak-anak.

Masjid Raya Kota Bandung atau lebih sering disebut Masjid Alun-Alun memiliki 2 menara kembar dan menjadi salah satu alternatif wisata jika sudah bosan berselfie ria di lapangan rumput Alun-Alun. Kita bisa menaiki menara kembar alun-alun Kota Bandung ini hanya dengan membayar tiket seharga Rp 7.000,- saja. Murah banget kan? Tiket ini berlaku untuk satu kali naik ke atas menara dan waktu kunjungan di atas dibatasi 15 menit saja.


Baca juga : Alun-Alun Bandung Di Malam Hari

Tempat pembelian tiket berada di bawah menara. Langsung datangi saja loket berukuran kecil, jangan lupa bawa uang :D. Setelah mendapatkan tiket, kita dapat langsung menuju lift yang dijaga oleh satu orang petugas. Tiket yang saya bawa seingat saya nggak diapa-apain karena waktu itu pengunjung yang akan masuk ke menara memang cuma saya dan rombongan alias tidak ada antrian. Maklum, kami ke alun-alun di hari kerja :D.

Tiket Masuk Menara Alun-Alun Bandung

Tidak sampai 3 menit, saya dan rombongan sudah sampai ke atas menara yang kira-kira setinggi 15 lantai. Di sana sudah ada cukup banyak pengunjung yang datang duluan untuk menikmati pemandangan Kota Bandung dari menara. Kami lalu ikut membaur dengan pengunjung lain. 

 

Saya segera mengeluarkan handphone saya dan memotret beberapa sudut yang cukup menarik buat saya. Yang pertama tentu saja lapangan di alun-alun, saya bisa melihat dengan jelas pola yang dibentuk oleh gradasi warna hijau di karpet sintetis tsb. Titik lain yang menarik adalah pemandangan gunung berjejeran yang menjadi background gedung-gedung tinggi di Kota Bandung. Gunung yang tidak saya ketahui namanya itu tidak mudah diabaikan karena sangat kontras dengan bangunan beton yang nampak angkuh di Kota Kembang.

Mau seindah apapun gedung tinggi buatan manusia, secara fitrah, apa yang diciptakan Allah selalu lebih menarik dan menyenangkan untuk dilihat.

Kurang dari 10 menit kemudian, saya berdiri bengong begitu saja di depan jendela kaca yang berukuran lebar di sekeliling lantai paling atas di menara. Ya mau ngapain lagi coba? Saya sudah selesai menikmati pemandangan Kota Bandung dari atas, saya juga sudah melihat beberapa foto sejarah pembangunan masjid alun-alun dari awal, dan nggak ada lagi hal yang bisa saya lakukan di menara itu.

ini bukan saya

Lagian yah... kalian mau mengharapkan fasilitas semewah apa dengan harga tiket cuman tujuh ribu perak kayak gitu? :p Menurut saya, harga tiket (yang nantinya akan dikelola kembali untuk perawatan masjid) sangat worth it untuk dicoba, setidaknya satu kali.

satu foto lagi ya :D

Tak berapa lama, setelah beberapa foto bersama, kami sepakat untuk turun dari menara dan kembali menikmati suasana Alun-Alun Kota Bandung yang family friendly itu :D


Note:
Saya dan rombongan (atau kami) dalam cerita ini adalah saya dan teman-teman kantor.