Keliling Jakarta Dengan MRT Dan Bus Wisata Tingkat Gratis-Dari mencoba MRT Jakarta yang sampai sekarang masih nge-hype, nggak sengaja naik Bus Tingkat Bundaran HI alias Bus Wisata Jakarta double decker gratis, mengunjungi Museum Nasional, sampai melihat ekshibisi foto dari fotografer asal Korea Selatan. Itu saja? Nggak dong, kami juga nggak sengaja keliling sebentar di Lebaran Betawi di lapangan Monas. Ya, semuanya saya dan suami lalui selama kurang dari 10 jam di Jakarta.
Baca keseruannya di tulisan ini sampai tuntas ya, Gengs..
Menginap Di Hotel Budget Dekat Halte TransJakarta Harmoni
Kami sampai di Jakarta hari Jumat pagi. Saya lalu bekerja di salah satu kantor cabang di Jakarta Timur sampai sore. Suami saya juga meeting dengan beberapa temannya untuk membahas event tahunan komunitas fotografi. Kami lalu bersama-sama berangkat ke hotel budget yang sudah kami booking sebelumnya di dekat Halte Transjakarta Harmoni.Hotel budget tersebut harganya hanya sekitar 120rb, ditambah kode voucher yang saya dapat dari Google Local Guides, yang saya bayar hanya 60rb saja untuk kamar yang bagus dan fasilitas lengkap.
Awalnya kami mau main ke daerah pusat kuliner buat makan malam, tapi karena terlalu malas, akhirnya kami memanfaatkan layanan di salah aplikasi transportasi online untuk membeli makanan. Lagi-lagi kami memanfaatkan promo di aplikasi tersebut dan hanya membayar setengah harga. All hail to discounts and promos!
Tips Hemat Ala kami:
Gunakan bakat stalker dalam jiwa untuk kepoin semua diskon yang ada di aplikasi atau website, lalu optimalkan untuk memangkas semua budget!
Pengalaman Naik MRT Jakarta Dengan Hemat!
Sarapan Pagi Murah Di Jakarta
Pagi-pagi betul kami sudah bersih-bersih lalu check out dan segera sarapan dengan bubur ayam di dekat hotel kami. Waktu itu kami cukup membayar Rp 26.000 untuk 2 mangkuk besar bubur ayam dan dua tusuk sate. Dengan ransel yang berisi laptop dan baju kotor, kami mulai menaiki tangga penyebrangan yang terintegrasi dengan Halte Harmoni yang terletak pas di depan gerbang komplek tempat hotel kami berada. The adventure was started like that… hehehe.
Naik Bus Transjakarta Ke MRT Bundaran HI
Halte Kami naik Bus Transjakarta jurusan Harmoni-Blok M dan turun di Halte Bundaran HI. Lucky us, saat itu kami langsung dapat bus dan penumpangnya sedikit, jadi kami dapat tempat duduk. Ya wajar sih sebenarnya, waktu itu kan masih pagi, haha.
Sebelum naik Bus TJ atau MRT, jangan lupa siapkan e-money ya. Kami berdua sih make indo*aret card yang biasa kami pakai untuk bayar tol.Setelah turun di Halte Bundaran HI, kami langsung ke arah kanan dan menuruni tangga menuju stasiun MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta. Kita tidak perlu keluar dari area halte transjakarta ya karena halte tersebut terintegrasi dengan stasiun MRT Jakarta.
Stasiun MRT Jakarta Yang Mirip Dengan KLCC, Malaysia
Ketika kami sudah masuk ke bawah tanah, saya seperti sedang berada di underground kereta Malaysia, tepatnya di stasiun KLCC. Lorong menuju stasiun sangat-sangat lebar dan dibatasi dengan dinding berwarna putih yang penuh dengan iklan di sana-sini. I was literally amazed and proud. Akhirnya Indonesia punya moda transportasi yang keren kayak gini :D
Rincian 13 Stasiun MRT
MRT memiliki 13 stasiun. Tujuh stasiun di antara berada di atas tanah (layang), yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja. Stasiun yang berada di bawah tanah (underground) panjangnya sekitar ±6 km, yaitu Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia.
Untuk memaksimalkan pengalaman naik MRT dan mengeluarkan biaya sedikit, maka kami menikmati MRT dengan cara:
sumber ada di gambar ya, netizen.. |
Untuk memaksimalkan pengalaman naik MRT dan mengeluarkan biaya sedikit, maka kami menikmati MRT dengan cara:
- Naik MRT dari Bundaran HI sampai ke Stasiun Lebak Bulus (total stasiun yang dilewati adalah 12, 13 stasiun dengan stasiun awal)
- Tapi kami tidak keluar dari Stasiun Lebak Bulus, melainkan balik lagi naik MRT menuju Stasiun Dukuh Atas (1 stasiun sebelum stasiun Bundaran HI). Karena kita nggak bisa masuk dan keluar MRT dari stasiun yang sama.
- Di stasiun dukuh atas ini kami nge-tap kartu buat keluar stasiun, bayar Rp 3.000,-. Abis itu masuk lagi (ngetap kartu lagi sebagai tanda kita masuk ke stasiun) dan keluar dari Stasiun Bundaran HI, bayar Rp3.000,-.
- Kami akhirnya hanya mengeluarkan biaya Rp6.000,-.
Rp6.000,- tentu lebih hemat dibandingkan kita keluar di Stasiun Lebak Bulus dan bayar kurang lebih Rp14.000,- dan masuk lagi dari Lebak Bulus lalu keluar di Stasiun BUndaran HI dengan membayar Rp14.000,-, hehe.
Metode ini cocok dipakai oleh siapapun yang tidak punya tujuan khusus harus turun di stasiun tertentu seperti kami alias cuma pengen nyobain MRT aja.
Selama perjalanan kami bolak-balik dengan MRT ini, penumpangnya relatif sedikit lho. Mungkin lebih banyak warga yang lebih memilih menggunakan Transjakarta untuk keliling Jakarta dengan biaya yang lebih murah.
Setelah baca-baca di internet, pembangunan MRT ini akan dilanjutkan yang nantinya tidak hanya mengelilingi Jakarta saja, tapi juga sampai Banten dan Jawa Barat. Saya sendiri tidak sabar untuk menanti kabar baik lainnya dari perkembangan transportasi di Indonesia. Semoga
pembangunan MRT ini berjalan lancar sesuai rencana ya…
Bus Wisata Tingkat Jakarta Gratis!
Saat kami keluar dari stasiun Bundaran HI, kami rencananya mau main ke Plaza Indonesia. Tapi rencana itu berubah tiba-tiba saat kami melihat ada bus 2 tingkat atau yang lebih sering dikenal dengan bus double decker alias tingkat berwarna merah di hadapan kami. Kami yang sebenarnya tinggal masuk saja ke mall, akhirnya malah naik ke bus 2 tingkat itu. Haha.
Awalnya kami kira kami harus bayar tiket dengan cara nge-tap kartu di pintu kayak bus di Korea atau Jepang. Tapi ternyata kenyataan lebih baik dibandingkan angan-angan: ternyata busnya gratis, pemirsa… !!!
Kami langsung masuk dan menuju ke lantai dua bus itu. Kami pun duduk manis di bus tersebut dan menikmati perjalanan singkat dari Plaza Indonesia menuju Monas.
Bus wisata ini ternyata banyak lho jurusannya. Kalau liat di beberapa media online, setidaknya ada 7 jurusan bus wisata double decker yang gratis untuk keliling Jakarta.
keretanya kosong, sis.. |
Selama perjalanan kami bolak-balik dengan MRT ini, penumpangnya relatif sedikit lho. Mungkin lebih banyak warga yang lebih memilih menggunakan Transjakarta untuk keliling Jakarta dengan biaya yang lebih murah.
sumber ada di gambar |
Bus Wisata Tingkat Jakarta Gratis!
Saat kami keluar dari stasiun Bundaran HI, kami rencananya mau main ke Plaza Indonesia. Tapi rencana itu berubah tiba-tiba saat kami melihat ada bus 2 tingkat atau yang lebih sering dikenal dengan bus double decker alias tingkat berwarna merah di hadapan kami. Kami yang sebenarnya tinggal masuk saja ke mall, akhirnya malah naik ke bus 2 tingkat itu. Haha. Awalnya kami kira kami harus bayar tiket dengan cara nge-tap kartu di pintu kayak bus di Korea atau Jepang. Tapi ternyata kenyataan lebih baik dibandingkan angan-angan: ternyata busnya gratis, pemirsa… !!!
Kami langsung masuk dan menuju ke lantai dua bus itu. Kami pun duduk manis di bus tersebut dan menikmati perjalanan singkat dari Plaza Indonesia menuju Monas.
jangan pecahin hati adek, bang... :v |
Rute Bus Wisata Tingkat Gratis Jakarta
History of Jakarta (BW1)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Museum Nasional-Gedung Arsip-Museum Bank Indonesia-BNI 46-Pasar Baru-Juanda.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 10.00-18.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Jakarta Modern (BW2)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Sarinah-Plaza Indonesia-Sarinah-Museum Nasional-Pecenongan-Pasar Baru-Juanda.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 10.00-18.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Art and Culinary (BW3)
Rute: Balai Kota-Sarinah-Plaza Indonesia-Harmoni-Gedung Arsip, Museum Bank Indonesia-BNI 46-Sawah Besar-Pecenongan-Juanda-Monas-Balai Kota.
Jadwal: Sabtu, pukul 17.00-23.00 WIB
Jakarta Skyscrapers (BW4)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Sarinah-Tosari-Dukuh Atas-Karet Sudirman-Bundaran Senayan-Gelora Bung Karno-Dukuh Atas-Plaza Indonesia-Museum Nasional-Pecenongan-Pasar Baru-Juanda.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 10.00-18.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Jakarta Open Space (BW5)
Rute: Balai Kota-Sarinah-Tosari-RPTRA Kalijodo-Tosari-Plaza Indonesia-Sarinah-Balai Kota.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 11.00-19.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Jakarta Heritage (BW6)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Sarinah-Tosari-Makam Mbah Priok-Tosari-Bundaran HI-Sarinah-Juanda Jadwal: Sabtu-Minggu, pukul 13.00-21.00 WIB.
Jakarta Shopping (BW7)
Rute: Balai Kota-Sarinah-Tosari-Dukuh Atas-Gelora Bung Karno-Plaza Senayan-Senayan City-Gelora Bung Karno-Dukuh Atas-Tosari-Grand Indonesia-Sarinah-Balai Kota.
Jadwal: Senin-Jumat, pukul 10.00-18.00 WIB; Sabtu, pukul 10.00-22.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB*
Lengkap banget kan jurusannya. Saya sendiri jadi teringat dengan rute bus gratis yang disediakan oleh pemerintah Malaysia di Kuala Lumpur yang bernama Bus GoKL. Bus gratis itu menjadi andalan saya dan suami kalau lagi main ke Kuala Lumpur :D.
Kami menghabiskan waktu cukup lama di Museum nasional sampai-sampai kaki saya capek karena banyak berjalan kaki dari sudut museum ke sudut lainnya :D.
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Museum Nasional-Gedung Arsip-Museum Bank Indonesia-BNI 46-Pasar Baru-Juanda.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 10.00-18.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Jakarta Modern (BW2)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Sarinah-Plaza Indonesia-Sarinah-Museum Nasional-Pecenongan-Pasar Baru-Juanda.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 10.00-18.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Art and Culinary (BW3)
Rute: Balai Kota-Sarinah-Plaza Indonesia-Harmoni-Gedung Arsip, Museum Bank Indonesia-BNI 46-Sawah Besar-Pecenongan-Juanda-Monas-Balai Kota.
Jadwal: Sabtu, pukul 17.00-23.00 WIB
Jakarta Skyscrapers (BW4)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Sarinah-Tosari-Dukuh Atas-Karet Sudirman-Bundaran Senayan-Gelora Bung Karno-Dukuh Atas-Plaza Indonesia-Museum Nasional-Pecenongan-Pasar Baru-Juanda.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 10.00-18.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Jakarta Open Space (BW5)
Rute: Balai Kota-Sarinah-Tosari-RPTRA Kalijodo-Tosari-Plaza Indonesia-Sarinah-Balai Kota.
Jadwal: Senin-Sabtu, pukul 11.00-19.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB.
Jakarta Heritage (BW6)
Rute: Juanda-Monas-Balai Kota-Sarinah-Tosari-Makam Mbah Priok-Tosari-Bundaran HI-Sarinah-Juanda Jadwal: Sabtu-Minggu, pukul 13.00-21.00 WIB.
Jakarta Shopping (BW7)
Rute: Balai Kota-Sarinah-Tosari-Dukuh Atas-Gelora Bung Karno-Plaza Senayan-Senayan City-Gelora Bung Karno-Dukuh Atas-Tosari-Grand Indonesia-Sarinah-Balai Kota.
Jadwal: Senin-Jumat, pukul 10.00-18.00 WIB; Sabtu, pukul 10.00-22.00 WIB; Minggu, pukul 12.00-19.00 WIB*
Lengkap banget kan jurusannya. Saya sendiri jadi teringat dengan rute bus gratis yang disediakan oleh pemerintah Malaysia di Kuala Lumpur yang bernama Bus GoKL. Bus gratis itu menjadi andalan saya dan suami kalau lagi main ke Kuala Lumpur :D.
Mengunjungi Museum Nasional
Dari Monas, kami menyeberang dan jalan kaki sebentar ke Museum Nasional. Saat itu ternyata lagi ada Festival Banjar di pelataran Museum Nasional yang menampilkan budaya, makanan khas daerah, serta kerajinan tangan dari Kalimantan Selatan sana. Tapi kami masuk ke Museum Nasional terlebih dahulu sebagai tujuan utama kami saat itu dengan membayar Rp4.000,-/orang.Museum nasional itu ternyata sangat luas. Lantai 1 isinya tentang masa prasejarah dan benda-benda peninggalan berupa arca, stupa, dan lainnya.
Kami menghabiskan waktu cukup lama di Museum nasional sampai-sampai kaki saya capek karena banyak berjalan kaki dari sudut museum ke sudut lainnya :D.
Pameran Fotografi oleh Choi Byung Kwan
Kami juga mengunjungi pameran fotografi yang lagi-lagi kebetulan sedang diadakan di Museum Nasional. Pameran fotografi ini menceritakan kehidupan para tentara dan pemandangan di area perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara yang disebut Demilitarized Zone (DMZ). Ada beberapa foto yang saya anggap sangat bagus mewakili kondisi di sana dan sekaligus menunjukkan bekas perang antar kedua kubu.spacing out di depan foto karya Choi Byung Kwan |
Meski foto dapat menangkap hal-hal indah dan bersejarah pada bekas-bekas peperangan, saya tetap berharap bahwa suatu saat nanti dunia ini menjadi tempat penuh dengan kedamaian, tanpa perang.
“All war is deceptions” Sun Tzu
Lebaran Betawi 2019
Kami mengakhiri petualangan di Museum Nasional dengan shalat dzuhur yang dijama’ qashar dengan shalat ashar. Setelah itu kami makan siang dan segera berjalan kaki menuju Monumen Nasional aka Monas yang saat itu lagi panas-panasnya, jangan lupa ransel di bahu kami yang terasa semakin berat.Saat itu kami nggak tahu sama sekali kalau di Monas lagi ada event Lebaran Betawi. Alhamdulillah, satu hari itu kami merasa sedang dihujani kebetulan oleh Allah SWT. Kalau dipikir-pikir ya.. Saat kita tidak punya ekpektasi apa-apa dengan sebuah perjalanan, banyak hal yang kita dapatkan saat menapaki bumi ciptaanNya itu. :D
merem karena kepanasan |
Kalau liat beberapa berita, Lebaran Betawi merupakan ajang silaturahmi dari pemerintah dengan warganya, dengan Masyarakat Betawi atau Bamus Betawi sebagai perekatnya. Lebaran Betawi ke-12 ini diselenggarakan pada tanggal 19-21 Juli di Lapangan Silang Monas Barat Daya. Jadi di Lapangan Monas itu semua kecamatan dan kotamadya di Provinsi Jakarta membuat stand masing-masing. Yang menarik adalah setiap stand berbentuk rumah dan ditunggu oleh warga yang memakai baju betawi.
Semua warga yang hadir di event tersebut nampak sedang bergembira dan saya merasa kalau satu provinsi Jakarta sedang pindah ke Monas saking ramenya. Sayangnya saya nggak sempat foto-foto di sana karena nggak tahan sama panasnya Lapangan Monas saat itu. Dasar lemahhh!!! Haha
Pulang Ke Bandung
Kami memuaskan diri dengan mengelilingi satu per satu stand di sana lalu melipir ke Stasiun Gambir untuk ngadem di Coworking Space Stasiun sebelum kami naik kereta menuju Bandung setelah maghrib nanti :D
Saat kami sudah menaiki tangga menuju peron 3 tempat Kereta Argo Parahyangan dengan tubuh yang sudah lemas dan nggak ada tenaga lagi, kami baru sadar kalau perjalanan dari pukul 8 pagi sampai jam 3 sore itu (sebelum nongkrong cantik di Coworking Space) “memaksa” kami berjalan 10.000 langkah. Terakhir kali kami berjalan lebih dari belasan ribu langkah adalah waktu kami jalan-jalan di Melaka beberapa bulan yang lalu, hahaha.
Saya sangat excited dengan prestasi jalan kaki kami dalam waktu kurang dari 8 jam itu. Saya juga jadi tidak sabar untuk jalan-jalan lagi di Jakarta karena banyak sekali tempat yang belum saya datangi di Ibukota Negara Indonesia itu. Mungkin suatu saat nanti kami bisa membuat rekor jalan kaki yang baru =D
*sumber rute bus tingkat
Saat kami sudah menaiki tangga menuju peron 3 tempat Kereta Argo Parahyangan dengan tubuh yang sudah lemas dan nggak ada tenaga lagi, kami baru sadar kalau perjalanan dari pukul 8 pagi sampai jam 3 sore itu (sebelum nongkrong cantik di Coworking Space) “memaksa” kami berjalan 10.000 langkah. Terakhir kali kami berjalan lebih dari belasan ribu langkah adalah waktu kami jalan-jalan di Melaka beberapa bulan yang lalu, hahaha.
Saya sangat excited dengan prestasi jalan kaki kami dalam waktu kurang dari 8 jam itu. Saya juga jadi tidak sabar untuk jalan-jalan lagi di Jakarta karena banyak sekali tempat yang belum saya datangi di Ibukota Negara Indonesia itu. Mungkin suatu saat nanti kami bisa membuat rekor jalan kaki yang baru =D
*sumber rute bus tingkat
Wah udah keliling Jakarta. Aku cuma sekai ke Jakarta, itupun nggak kemana-mana, cuma di rumah adiknya mama aja. Jadi pengin nih keliling Jakarta, nyobain MRT juga kalo ke Jakarta lagi. Tapi cari temen dulu ah, kalo sendirian takut nyasar :D
BalasHapusSaluuuut sama mba bisa jalan sampai 10.000 langkah huhu saya lemah, baru 100 langkah sudah lelah rasanya~ :/ by the way seru juga ya mba melakukan perjalanan dan ternyata dapat banyak kejutan. Semangat terus menjelajahi Ibu Kota Indonesia mba, sebelum Ibu Kota kita pindah ke Kalimantan :D
BalasHapusaku juga naik MRT waktu itu hahaha ama anak2, karena cepet, stasiunnya jadi deket banget ya berasanya. Btw, ky kenal sama suaminya teh, salamin aja dr Ijang, hahahah
BalasHapusAaakk, strategi naik MRT-nya patut dicontek Kakaaa :D
BalasHapusBrilian syekaliii
AKu baru satu kali naik MRT pengin lagi sih pankapan
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Waaa, terima kasih, Mbak! Saya jadi tau kalau bis tingkat ada jadwal dan rutenya. Lagi ngobrolin ini ma suami beberapa hari yang lalu. Pengen cobain naik bis tingkat di Jakarta :)
BalasHapusLiat stasiun MRT nya jadi berasa nonton drakor, ehh.
BalasHapusAku pengen ke jagardah, tapi takut, karena udah terlanjur mikirnya jakarta itu serem. Hihi
Wah acara jalan-jalannya asyik banget ya mb, apalagi dengan suami pasti lebih seru, have fun ya mba
BalasHapushihi aku membayangkan betapa pegalnya kaki malamnya mba tapi kalo dilakukan dengan hati riang pasti tetep happy ya, aku pun pertama kali ke Jakarta penasaran dengan jalanan dan transportasinya.
BalasHapusAku udah lama mau cobain naik bus ini keliling Jakarta, belum kesampaian .
BalasHapusKebayang seru pasti ya
Syukurlah sudah ada MRT. Kalau ke Jakarta aku takut naik kendaraan umum semacam bus gitu. MRT lebih jelas & aman. Kalau di KL & Spore udah pernah naik MRT tapi di Jakarta malah belum. Kata suamiku sih bagus. Kapan2 kalau kesana tak nyoba double deckernya juga ah. Pernah naik double decker itu di Solo. Makasih referensinya, biar nggak udik banget kapan2 kalau aku ke Jakarta lagi. :))
BalasHapusWah, aku meuni belum kesampaian naik MRT euy Teh. Pengeeen!
BalasHapusTernyata kita satu hasrat Teh, selain pemburu promo aku juga budak cashback hahaha
Pokoknya harus selalu kepo-in dan stalking promo yah Teh, biar irit dan hemat hehe
Wah, tips hematnya keren nih mba, jadi stalker website buat mangkas budget. Ini salah satu keahlian para emak hihihi...
BalasHapusAku belum pernah nyobain MRT dan bus tingkatnya euy, sering lihat sih bus tingkat di Jakarta. Seru banget ya mbak traveling nya sekalian lihat pameran fotografi pula, suami ku suka banget tuh kalau ada pameran gitu.
BalasHapusintegrase transportasi umum di Jakarta emang beneran bias bikin kita kaya dipaksa olahraga ya kak, hehehe... tengok aja tuh panjangnya rute jembatan transjakarta dan curamnya tangga menuju stasiun MRT... Kece lah pemerintah, kalua ga gitu, orang Jakarta pasti malas olahraga kan,
BalasHapusBtw, kapan kapan boleh atuh mampir ke Bekasi juga kak...
Wah aku malah belum pernah nyobain bus tingkat di Jakarta mbak, asyik ya bisa lihat keseruan lebaran betawi. Next cobain commuterline mbak hihihi atau LRT kalau ke Jakarta lagi
BalasHapusAlhamdullilah jalan jalan ke tempat wisata di Jakarta memang bikin bahagia karena banyak tempat yang gratis melalui bus.
BalasHapusPengin banget ke Jekarda naik kereta.
BalasHapusTerus jalan-jalannya juga naik transportasi umum macam Bis Trans Jakarta dan MRT.
Huhu...
Biasanya kami hanya #TimNumpang .
Abi rapat, kita ngintil biar ikutan nyampe Jekarda.
Uhuuuk~
Sesedih itu perjalananku yaak...
Traveling paling asik itu jalan-jalannya. Nggak terasa kaki gempor karena mata terlalu menikmati pemandangan baru di sepanjang jalan. Senang ya udah menikmati MRT, aku jadi berharap bisa coba transportasi massal ini satu hari nanti kalo Ke Jakarta.
BalasHapusWah Minggu kemay aku jg ke jkt jalan2 naik MRT, ke museum Nasional juga. .hehe blm kutulis
BalasHapusAsyiknay ya bisa keliling Jakarta, saya sendiri warga Tangsel belum pernah keliling beberapa tempat disana terus blm cobain MRT hehe.
BalasHapussenangnya bisa menikmati Jakarta dengan sehat mba. Aku mau jugaa aah ajak anak - anakku hehe. Pasti seruuu
BalasHapussenengnya bisa jalan jalan berdua aja sama pak suami ya mbak. naik MRT emang nyaman banget ya mbak, aku beneran betah deh ada di stasiun MRT, adem, dingin, bersih. naik keretanya juga nyaman. happy banget
BalasHapusSebagai org ber-KTP Jkt aku mau blm pernah naik MRT dan blm pernah naik busnya itu wkwkwkwk :P
BalasHapusYaaa kyknya kapan2 mesti diniatin utk eksplor Jkt, selama ini kalau pergi2 krn ada tujuannya dan selalu terburu2 blm pernah eksplor Jkt hehe #malahcurcol
Aku seneng banget nih jalan jalan sama anak anak naik busway, commuterline, ngunjubgin museum museum di Jakarta. Tapi belum coba MRT nih
BalasHapuskunjungan perdana salam kenal
BalasHapusMaaf Kakak, dari atas ke bawah, aku salfok sama ekspresi Kakak saat difoto. Haahahaha. Emang, ya, kalau istrinya fotografer tuh bawaannya luwes banget kalau difoto. Kuucapkan selamat uga untuk perjalanan tak terduganya, ehm, rezeki tak terduganya selama jalan-jalan maksudku.
BalasHapusMasyaAllah seru banget keliling Jakarta make MRT aku belum pernah mba
BalasHapussemoga kapan2 bisa ikutan amin