FLASHBACK MUDIK
Saya bahkan lupa kapan terakhir kali kami (saya, kakak dan adik2 saya) pulang dan menghabiskan waktu bersama-sama di rumah orang tua kami di Lampung.
Cerita seru mudik ibu saya bisa dibaca di sini:
Mamak main di Candi PrambananPERSIAPAN UNTUK ROADTRIP
Pengecekan Mobil
Barang-barang yang kami bawa
- Barang-barang yang akan kami berikan ke ibu saya yang merupakan 85% dari total barang yang kami bawa, karena kami bawa TV segala, haha.
- 1 tas berisi baju suami dan saya
- totebag isi bekal makanan untuk sarapan dan makan siang
- totebag isi skincare, peralatan mandi, dll
PERJALANAN BANDUNG-LAMPUNG-BANDUNG
Dari Bandung Sampai Tangerang Via Tol
Menyeberangi Selat Sunda Via Pelabuhan Merak
- Tempat pembelian tiket lebih mewah, mirip front office di bank
- Executive lounge yang nyaman untuk menunggu kapal
- Dari dermaga untuk masuk ke dalam kapal juga ada jembatan khususnya yang bentuknya mirip garbarata di bandara :D
- Durasi perjalanan menyeberangi Selat Sunda hanya 1 jam, kalau ferry biasa menyeberang bisa 2-3 jam, tergantung kondisi ombak :D
- Harga tiket kapal eksekutif ini adalah 50 ribu untuk dewasa dan 34 ribu untuk anak-anak.
- Kalau harga masuk untuk mobil (golongan IV) penumpang adalah Rp579.000 sedangkan harga masuk untuk mobil di Dermaga reguler adalah Rp374.000,-. Jadi ada perbedaan kurang lebih Rp 200rb antara dermaga reguler dan eksekutif.
Situasi Di Dalam Kapal Fery
Makan Pop Mie is a mandatory! |
Kami berada di kapal selama kurang lebih 2,5-3 jam. Kami keluar dari kapal pukul 2 siang dan segera menuju jalan tol Trans Sumatera di sebelah kiri.
Jalan Tol Trans Sumatera
Jalan tol ini sangat sepi kendaraan jadi kami bisa melaju dengan santai dan tidak macet sama sekali sampai kami keluar dari Gerbang Tol Kota Baru menuju Kota Bandar Lampung.
Biaya tol dari Bakauheni sampai ke Gerbang Tol Kota Baru adalah Rp 63.000,-.
Pengalaman Buruk Di Tol Trans Sumatera
Tapi saat itu ada kejadian tidak mengenakkan terjadi di Gerbang Tol yang masih baru itu, yaitu kartu tol kami di-tap dua kali!!!
Pertama oleh orang yang ditugaskan untuk membantu mengetap e-toll dengan membawa alat ke mobil2, tapi katanya saldonya nggak cukup. padahal sebelum masuk tol, kita udah ngecek kalau saldo e-toll kami 170 ribu. Kami protes dong.. kemudian kami diminta buat ngetap di loket aja.
Waktu kami ngetap di loket, beneran bisa dan eng ing eng... saldo kartu kami tinggal 50rb. Saat itu kami loadingnya rada lama ya, kok saldonya cuman 50rb bukannya waktu di awal saldonya ada 170rb dan biaya tol cuman 60rb-an. Fix kartu etoll kita ke-tap dua kali dan kami nggak bisa puter balik mobil karena udah terlanjur keluar dari gerbang tol itu. Kzl!
Dari Gerbang Tol Kotabaru Ke Pringsewu
Meski dalam kondisi kesal, perjalanan tetap kami lanjutkan. Kami menyusuri jalan menuju Kabupaten Pringsewu, tempat saya lahir dan besar, dari Kota Bandar Lampung dengen mengikuti petunjuk di google maps. Perjalanan lancar tanpa ada hambatan berarti, kami hanya agak bingung ketika melihat jembatan layang di sana-sini, hehe.
Namun perjalanan mudik ini terhambat macet di daerah Kabupaten Pesawaran. Mobil kami berjalan seperti siput selama kurang lebih 2 jam di sana sampai mendekati Pasar Gedongtataan. Harapan ingin sampai di rumah jam 4 sore sirna dari pandangan mata, hahaha. Kami sampai di rumah, tepatnya di Kelurahan Pringsewu Barat, Kabupaten Pringsewu sesaat setelah adzan maghrib.
Perjalanan dari Bandung ke Lampung, tepatnya Pringsewu dengan mobil pribadi sekitar 12 jam. Durasi perjalanan ini tergantung berapa lama kita istirahat di jalanan.
SESAMPAINYA DI PRINGSEWU
Kami langsung membongkar semua muatan dari mobil, langsung bersih-bersih, dan makan malam. Malam itu kami menghabiskan waktu untuk unboxing semua kado dan hadiah buat ibu dan keluarga di Pringsewu.
- Hari kedua kami tidak kemana-mana. Suami saya total istirahat di rumah karena capek nyetir seharian sebelumnya, saya sendiri bantu-bantu ibu buat masak di dapur.
- Hari ketiga kami mengunjungi saudara di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Gisting ini seperti daerah Puncaknya Bogor atau Lembangnya Bandung: dingiinn... karena berada di kaki gunung erapi Tanggamus yang berstatus aktif hingga saat ini.
- Hari keempat, kami kembali nggak ngapa-ngapain kecuali di rumah saja.
- Hari kelima dan keenam, kami membawa ibu, adik dan dua keponakan saya untuk mengunjungi saudara dari pihak suami yang tinggal di Kecamatan Tanjungkarang, Kota Bandar Lampung.
Pokoknya waktu mudik tujuan saya cuman satu: memberikan pengalaman yang berbeda kepada ibu saya.
Siang hari kami pulang ke Pringsewu. Setelah itu habis maghrib, saya dan suami kembali memacu kendaraan menuju Kota Bandar Lampung. Kenapa? karena kami pulang ke Bandung di pagi hari ketujuh. Kami ingin sampai di pelabuhan pagi-pagi sehingga kami memutuskan untuk menginap di salah satu hotel budget di Kota Bandar Lampung.
Hari ketujuh atau hari Kamis setelah sholat subuh, saya dan suami check out dari hotel dan segera berangkat Pelabuhan Bakauheni untuk menyeberangi Selat Sunda dan menuju rumah kami di Bandung. Rutenya sama saja dengan ketika kami berangkat, begitu juga dengan biaya yang kami keluarkan.
RINCIAN BIAYA ROADTRIP BANDUNG-LAMPUNG-BANDUNG
Biaya yang kami keluarkan untuk mudik dan roadtrip dari Bandung-Lampung-Bandung adalah sebagai berikut:
Bensin, Tol dan Tiket masuk kapal
- Bensin Rp350.000,- (bolak-balik)
- Kapal 2 x Rp374.000,- = Rp748.000,-
- Tol dari Bandung sampai Lampung Rp300.000,- (bolak-balik)
Subtotal bensin dkk= Rp1.398.000,-
Hotel
Hotel 2 x Rp390.000,- (2 kamar)= Rp780.000,-
Total Bensin dkk+Hotel : Rp2.178.000,-
Note: Biaya makanan tidak saya tulis karena akan sangat bervariasi tergantung masing-masing keluarga. hehe
PERBANDINGAN MUDIK DENGAN ANGKUTAN UMUM YAITU DAMRI
Mari kita bandingkan biaya ROADTRIP ini dengan mudik menggunakan transportasi umum yaitu Bus DAMRI Royal Class. Bus DAMRI tipe ini adalah satu-satunya yang jurusannya sampai ke Pringsewu, kampung halaman saya.
Sebagai informasi, Harga tiket Bus DAMRI ini SAAT LEBARAN kira-kira sekitar Rp370.000,- atau hampir 400rb.
Karena itu, kalau kami berdua beli tiket bus DAMRI untuk perjalanan pulang-pergi dari Bandung ke Pringsewu vice versa, kami harus mengeluarkan dana Rp1.480.000-Rp1.600.000,-.
1,6 juta tersebut hanya untuk biaya tiket DAMRI saja. Kami nggak bisa bawa ibu saya jalan-jalan mengunjungi sanak saudara dan staycation di kota.
KESIMPULAN
Mudik dari Bandung ke Lampung dan sebaliknya menggunakan mobil worth it untuk jadi alternatif dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum. Selain hemat biaya, kita juga dapat bonus bisa mengajak jalan-jalan keluarga di kampung halaman.
wih sangat bermanfaat infonya,
BalasHapustemanku juga ada yg dari lampung, tapi perjalanan dari semarang.
terima kasih telah mempir ke tulisan saya...
HapusAlhamdulillah jika infonya bermanfaat
Aaaakkk, seruu bin mantab djiwa ya Mbaaaa
BalasHapusAku juga mupeng main2 ke Lampung, walopun ngga ada sanak sodara di sana hehehehe
--bukanbocahbiasa(dot)com--
buakakakakkaka..
BalasHapusPacaran memang budaya barat ya mba, budaya kita mah makan popmie di manapun hahahahaha.
Lalu lanjut makan pizza :D
Btw jadi kangen roadtrip ih, hobi suami saya banget mah roadtrip kayak gini, sayang kalau ke Sulawesi nggak bisa roadtrip, harusnya pemerintah bangun jembatan Jawa Sulawesi juga deh hahahahaha
Perjalanannya seru dan menyenangkan sekali mbak. Apalagi lebih murah ya jatuhnya dan bisa menikmati hotel serta berbagi kebahagiaan di TransStudio bareng anak-anak.
BalasHapusSenangnya bisa mudik, ketemu ibu. Ternyata di kapalnya cukup lama ya, 2-5 - 3 jam. Aku ke Bali aja, di kapal 45 mnt an, rasanya lama bangeet dan pernah mabuk laut hahaha.
BalasHapusUntungnya tempat tinggalku dan ortu sama2 di jatim, cuma 3 jam an, jadi lebih mudah kalo mau mudik.
Saya kalau pulang ke Sumatera, biasanya berhenti untuk istirahat dan makan di daerah Pringsewu, mba.
BalasHapusNyebrang Merak-Bakauheni saat lebaran itu, sesuatu banget bagi anak Sumatera perantauan kalau menurut saya :)
Enaknya sekarang turun dari kapal gak jau h bisa langsung masuk tol ya mbak di Lampung. Bawa kendaraan sendiri memang lebih praktis apalagi kalau sama anak-anak. AKu pernah ke Lampung nyobain naik kendaraan umum, perginya naik pesawat pulangnya anakku pingin nyobain ferry lama banget ya ternyata hihihi
BalasHapuswahhh ibu Mba Susie sama seperti mama saya yang jarang berlebaran dengan semua anak-anaknya karena anak-anak mama terpencar, jadi kalo lebaran dan semua ngumpul itu bahagianya luar biasa :)
BalasHapusentah mengapa, Pop mie memang terasa paling nikmat saat dimakan di atas kapal. Anak saya selalu merengek minta dibelikan pop mie saat kami naik kapal
BalasHapusAku udah nyoba dermaga eksekutif dan aku suka banget. Menyenangkan dan nyaman sekali. Asik nih perjalanannya mba juga :)
BalasHapusKalau sudah menikah dan orang tua masing-masing lain kota memang butuh keikhlasan semua. Kakak ipar saya juga seperti ini. Tidak selalu lebaran pertama di rumah rumah tuanya setiap tahun. Harus bergantian dengan orang tua istrinya.
BalasHapusDuh baca cerita mudik jadi pengen mudik ke kampung halaman, belum lama sih merantau tp rasanya udah bertahun2
BalasHapusAku paling senang roadtrip. Ngepak barang2nya gampang, tumpuk aja di bagasi. Yang dilihat banyak selama perjalanan.Rute Jakarta - Lampung pernah sekali gantian nyetir dengan suami. Aku kebagian nyetir dari pelabuhan ke Bandar Lampung.
BalasHapuskalua mudik bareng keluarga emang lebih enak bawa kendaraan pribadi ya kak, lebih nyaman gitu bawaannya.
BalasHapuswaah, aku kalo mudik ke lampung mba, ke kota metro ;) kalo bawa keluarga memang lebih nyaman pakai mobil pribadi, apalagi skr ada toll dan ada kapal feri yang cuma 1 jam, perjalanan jadi lebih cepat ^^
BalasHapusWaah seru banget mba perjalanan mudik bolak baliknya hehe. Aku dulu juga kalo pas mudik bawaannya segambreng. Repot tapi seneeeng ketemu orang-oranb tersayang
BalasHapusWaduh sempat ada insiden kartu tol ketap dua kali gitu ya... huhuuu.. ngenes dong. Trus akhirnya gimana tuh, saldo bisa balik lagi gak?
BalasHapusaku penasaran naik ferry di bakauheni hehe kayaknya asik ya jalan darat dari sumatera ke pulau jawa
BalasHapusDeuh akutu belum pernah ke Lampung kalau baca ttg Lampung jd inget sebuah rencana jalan2 yg tertunda hehe..
BalasHapusPengen sekali ngrasain nyeberang selat sunda dengan jalur darat gtu :D
BalasHapusSkrng katanya kapal ferynya udah enak dan bagus ya mbak :D
Seru juga perjalanan jauhnya, apalagi anak2 juga menikmati gtu ya kayaknya :D
Senang bisa mudik roadtrip gitu
BalasHapusKemarin aku ga sempat mudik di lebaran haji, lagi sakit di perantauan
Salam kenal.kerreen kak tulisannya
BalasHapusMba, itu pas naik ferry dihitungnya per penumpang atau per mobil ya
BalasHapusdua-duanya, mbak.
Hapusmobil: dihitung
setiap penumpang juga dikenai karcis/tiket :D
Ga sengaja baca tulisan ini,pas liat foto asaaa kenaaal, ternyata emang kenalkarna sekampung dan satu sma 😁😁😁
BalasHapusWaduu... sapa nih??
HapusJangan pake anonim dong, haha