Sharing singkat tentang Pengalaman Naik Pesawat Baling-Baling Wings Air Dari Husein Sastranegara Bandung ke Halim Perdanakusuma.
"Akhirnya naik pesawat kecil juga. Horeee...!"
seru saya saat berjalan keluar dari Bandara Husein Sastranegara menuju Wings Air dengan nomor penerbangan IW-1721. Di mata saya, pesawat kecil dengan baling-baling di kedua sayapnya itu terlihat sangat keren. Pertanyaan amankah naik pesawat wings air, apalagi yang ada baling-balingnya tidak pernah terlintas dalam hati saya.
Keluhan Tentang Penerbangan Dari Bandung
Saat itu saya bersama dua orang kolega saya dalam business trip menuju Palembang. Dulu nih ya sebelum ada Bandara Kertajati di Majalengka, selalu ada penerbangan langsung dari Bandung menuju Palembang dan harganya cukup terjangkau. Beberapa waktu yang lalu cukup banyak penerbangan lokal di Bandara Husein Sastranegara dihapus dan dipindah ke Kertajati, tapiii.. karena nggak menarik buat penumpang (jauh dan juga mahal ya kalau ke Majalengka dulu) akhirnya beberapa penerbangan balik lagi ke BDO. Tapi salah satu efek yang kerasa banget buat saya adalah udah nggak ada lagi penerbangan langsung dari Bandung ke Palembang. #sad
Karena kami tetap ingin terbang dari Bandung, akhirnya kami memilih penerbangan dengan rute BDO-HLP-PLM. Rinciannya adalah
BDO-HLP pukul 10.30-11.00 WIB (30 menit saja)
HLP-PLM pukul 12.30-13.35 WIB (transit di Halim selama satu setengah jam)
dengan harga tiket Rp1.313.500,-
Padahal saya masih inget banget kalau harga tiket penerbangan BDO-PLM (direct) itu cuma 700rb-an. Kapan ya direct flight ke Palembang bisa balik lagi? :(
Impian lama akhirnya tercapai!
Setelah melewati prosedur check in dan mendapatkan boarding pass, kami mendengar panggilan bahwa pesawat kami sudah siap terbang menuju Halim Perdanakusuma.Saya saat itu merasa excited karena akhirnya keinginan saya sejak lama terkabul juga: Naik pesawat berukuran kecil dan ada baling-balingnya!
Saya pernah beberapa kali mengajak suami saya untuk mudik ke Lampung menggunakan pesawat baling-baling, tapi suami saya selalu menolak karena takut, haha.
Pesawat baling-baling, apa istimewanya?
Pesawat yang akan membawa kami terbang ke Bandara Halim ini memiliki tipe ATR 72-600. Menurut beberapa artikel berita yang saya baca, pesawat dengan tipe ATR 72-600 berasal dari pusat perakitan pesawat ATR Aircraft, Toulouse Blagnac, Perancis. Pesawat ini merupakan pesawat turboprop yang berkapasitas 72 penumpang dalam kelas ekonomi.Karena ukuran pesawatnya kecil, tangga menuju kabin pesawat lebih pendek dibanding pesawat dengan tipe airbus. Yang bikin kaget adalah waktu baru mau naik tangga, udara panas dari mesin pesawat yang ada di bagian sayap langsung kena ke wajah! Sontak kami para calon penumpang berusaha berdiri di area yang tidak terkena udara panas itu. Posisinya rada nanggung banget sih, bahkan ada beberapa orang yang nggak sabaran dan nyelak antrian. #kzl
Waktu masuk ke pesawat, saya cukup takjub karena interiornya terasa berbeda. Simak ya! :D
1) Toilet ada tepat di sebelah kanan dari pintu belakang.
2) Kita juga terasa seperti menikmati jet pribadi karena konfigurasi kursi letaknya 2-2. Tapi karena saya kampring, saya malah merasa dejavu sama posisi kursi bus 3/4 yang biasa saya pakai kalau mudik ala backpacker ke Lampung, haha.
Konfigurasi kursi penumpang 2-2 kayak bus mini |
Yang lain lagi: Penampakan tempat penyimpanan majalah dan petunjuk keamanan |
4) Kepala saya jadi mentok ke bagasi kabin waktu berdiri di area kursi penumpang alias nggak bisa berdiri dengan tegap.
Jarak antara kepala dengan bagasi kabin sedekat ini ya |
6) Satu lagi yang unik dari pesawat baling-baling: kursi penumpang berada di bawah sayap pesawat! Sensasinya membuat saya jadi teringat dengan pengalaman saya ketika naik kapal cepat dari Pelabuhan Bakauheni menuju Merak di mana saya bisa melihat genangan air laut di luar jendela kapal berada di atas pundak saya.
bisa liat bagian bawah sayap pesawat |
Pengalaman saat terbang: Aman Nggak Ya?
Saat pesawat lepas landas menurut saya tidak ada yang istimewa karena guncangan normal alias tidak terlalu keras. Namun saat sudah berada di udara, posisi pesawat beberapa kali turun ke bawah yang membuat sensasi seperti ada kupu-kupu di dalam perut. hehe.
Tak berapa lama, terdengar pengumuman dari kru Wings Air bahwa pesawat akan mendarat di HLP. Tidak ada drama saat mendarat, pun ketika kami terbang kembali untuk melanjutkan perjalanan menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.
Bandara Halim Perdanakusuma |
Bahkan di masa depan saya ingin mencoba pesawat perintis yang berpenumpang kurang dari 10 orang.
malah belum pernah naik saya...
BalasHapussalam kenal dan selamat berpuasa....
btw diluar tema jika ingin membuat blog dgn them spt ini , gmn ya, yg dot com nya muncul