Saya pergi ke Palembang dalam rangka business trip. Jadi menurut saya tulisan ini bakalan cocok banget buat teman2 yang bernasib sama dengan saya: harus kerja dengan jadwal super padat tapi tetap ingin melihat landmark atau tempat wisata di kota tujuan.
Agenda Utama Di Palembang
Saya sampai di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang di Hari Rabu siang. Tak lama, kami langsung dijemput oleh teman sekantor dan meluncur ke kantor cabang. Di kantor ngapain? Ya meeting dong sampe sore. Bahkan kami stay di kantor sampai abis sholat isya.
Di malam hari kami sempat main di Jembatan Ampera dan sekitarnya lalu tidur di hotel yang sudah dibook sebelumnya. Hari Kamis pagi kami meeting lagi dengan mitra sampai Dzuhur alias jam 12 siang. Sore harinya kami pulang ke Bandung via Jakarta.
Jadi main ke mana aja di sela-sela meeting, waktu tidur dan jadwal pulang?
Nah... meskipun badan capek dan rasanya ingin tidur saja karena memang beneran ngantuk, saya dan kawan-kawan sempat menikmati beberapa makanan khas Palembang dan berkunjung ke landmark terkenal di sana.
We didn't have time and privilige to stroll around to any strange or unusual places back then. So, i decided to enjoy what we had :D.
Sightseeing Jembatan Ampera Yang Warna-Warni Di Malam Hari
Saya dan kawan-kawan berkunjung ke tempat di mana kami bisa menikmati eloknya Jembatan Ampera sekitar pukul 19.30 WIB. Perjalanan dari kantor cabang ke lokasi sekitar 15 menit dengan menggunakan mobil.
Jembatan Ampera terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi. Jembatan dengan panjang 224 meter ini mulai dibangun pada Bulan April 1962.
Setelah saya baca-baca lagi di internet. Ternyata pada awalnya, jembatan ini dinamai Jembatan Bung Karno sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama (sumber: Djohan Hanafiah). Alasannya kenapa? karena Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi untuk menghubungkan dua wilayah di Provinsi Sumatera Selatan di atas.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965 sekaligus untuk mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Namun setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) karena gerakan anti-Soekarno sangat kuat saat itu. Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.
Kami menikmati Sungai Musi dan Jembatan Ampera di malam hari di Plaza Benteng Kuto Besak atau Plaza BKB yang merupakan salah satu spot terbaik untuk memotret jembatan ini.
Pelataran Benteng Kuto Besak (Plaza Benteng Kuto Besak)
Plaza Benteng Kuto Besak adalah ruang terbuka yang sangat luas dan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan dan warga lokal. Seperti namanya, plaza atau pelataran ini diapit benteng peninggalan zaman Belanda. Benteng Kuto Besar dibangun sejak tahun 1780 pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I sampai Sultan Mahmud Badaruddin II yang berfungsi untuk melindungi Keraon Kuto Baru dan Keraton Kuto Lama. Benteng dengan panjang sekitar 288 m dan lebar 187 ini mengadopsi gaya arsitektur bangunan Perancis.
Sekarang bagian dalam BKB digunakan sebagai kantor Komando Daerah Militer (KODAM) Sriwijaya. Karena itu untuk warga atau wisatawan biasa hanya bisa menikmati BKB dari luar saja.
Di Plaza BKB ini selalu ramai dikunjungi warga karena dilengkapi dengan pasar tumpah yang menjual berbagai macam makanan, minuman, hingga pakaian dan oleh-oleh khas Palembang. Tak hanya itu, di beberapa sudut plaza para pengunjung bisa membiarkan anak-anak untuk menikmati hiburan seperti wahana memancing bola, melukis, dan permainan lainnya.
Nah, saya juga menemukan restoran terapung (beneran terapung ya...) yang sangat menarik untuk dicoba. Sayangnya waktu itu saya sudah makan malam, jadi tidak mungkin memaksakan diri untuk makan lagi di sana. Restoran terapung ini adalah perahu nelayan yang dimodifikasi menjadi restoran atau rumah makan. Saya liat dari luar, space di bagian dalam cukup luas sehingga cukup nyaman untuk dijadikan tempat makan dan ngobrol.
Menikmati kuliner Tekwan, Model dan Empek-Empek
Saya tidak awam pada makanan khas Palembang karena rumah salah satu nenek saya terletak di daerah Pesisir Pantai Provinsi Lampung. Di sinilah saya mencicipi tekwan dan model untuk pertama kali. Saya kembali memakannya di Palembang untuk nostalgia masa kecil dan untuk me-refresh memori tentang rasa tekwan dan model di otak.
harganya 8rb |
Oleh-oleh Dari Palembang
Karena sudah sering jalan-jalan, saya tidak terlalu terobsesi untuk membeli oleh-oleh tertentu. Meskipun banyak sekali merek pempek terkenal di Palembang, saya nggak maksain diri untuk beli merek tertentu, misalnya yang merek Candy atau sebut aja merek hits lainnya.
Saya saat itu beli di toko yang kami lewati di perjalanan menuju bandara. Nama tokonya Pempek Tasya yang terletak di Jalan Pipa Rejo. Toko pempek ini cukup ramai dengan etalase transparan yang berisi aneka jenis pempek. Buat saya, pempek yang di-display sedemikian rupa membuat saya ngiler dan pingin cepet2 bungkus pempeknya di kardus dan dibawa pulang, haha. Liat aja deh di foto ini kalau nggak percaya.
daftar harga Pempek Tasya |
Begitu aja ya cerita saya di Palembang. Semoga bisa memberikan gambaran buat para karyawan yang kebetulan main di Palembang. InsyaAllah dalam waktu beberapa jam kita bisa tetap menikmati landmark penting di Kota Pempek ini.
Your travel buddy,
www.travelndate.com
Lumayan juga ya sehari sudah bisa sightseeing ikon kotanya. Sejauh ini makan pempek palembang tapi bukan langsung di kotanya. heheu. wah lumayan nih pempeknya 70rbuan,, worthit rasanya pastinya.
BalasHapusBelum pernah ke sumatra,, niatnya sih pengen bolang juga kapan2.. catatan yang perlu disimpan nih kalo ke Palembang. Kunjungan pertama blog ini. sukses kak
iya, mungkin karena Palembang itu kotanya tidak terlalu besar dan macet ya. Ditambah lagi saya mainnya pas malem2 aja dan beli pempek di jalan menuju bandara.
Hapussemoga segera kesampean main di Sumatera ya :D
Ikon kota Palembang di malam hari emang lebih memesona ya, makin deh penasaran aku pengen menginjakan kaki disana sambil mojok di Pempek Tasya. Menggoda itutuuu...
BalasHapusCus langsung ke Palembang, teh...
Hapuseh tapi masih harus #dirumahaja ya :D
Bisa buat ittinerary kalau ke Palembang nanti nih. Kebetulan saya malah pengen coba makan di atas restoran terapungnya. Dulu pernah liat di TV ko kayanya enak-enak gitu makannya, asik juga makan di perahu. sayang ga sempet nyoba ya mba...kayanya harus kesana lagi deh buat nyoba restoran terapungnya hehehe
BalasHapuskalo aku dikasih kesempatan ke palembang aku pastinya bakalan nyobain mpek mpek ditempat tempat yang direkomendasikan ehehehe, mpekmpek asli palembag itu enak banget
BalasHapusMbaaaaa Pempeknyaaaa menul menul menggugah seleraaa
BalasHapusaku selalu demen dgn masakan kenyal kayak pempek, model, tekwan dll.
Duh duuhh rinduuu main2 ke Palembang niiihh
Orang Palembang emang pd hebat2. Lha, emang kan jngn maen2 lho sama orang Palembang, kapal selam aja dimakan, hahahaa...maksudnya empek2nya ada yg namanya empek2 kapal selam. Hmmm yummy banget! Pernah 1 x travel ke Palembang tp gak turun, hehe...
BalasHapussaya jadi tahu sejarah jembatan ampera, aslinya saya nggak pernah ke Palembang hahaa cuma ada teman asli sana, kl pulang suka bawa oleh2 mpek2, enak deh
BalasHapusJaraknya nggak jauh2 kali ya mbak jadi bisa ditempuh dalam sehari
BalasHapusSalah satu destinasi yang kulinernya maknyess ini yaitu ke Palembang, jadi setiap dapat oleh mpek2 dari Palembang ini sekeluarga langsung suka mbak.
BalasHapusJembatan Ampera saat malam hari bagus juga ya viewnya dg kerlip2 lampu seperti itu.
BalasHapusAku baru denger loh makanan khas Palembang selain pempek yaitu model, ternyata pake kuah, tahu dan bihun ya, segeer! :)
Masakan Palembang banyak yang aku sukai, makanya pengin banget ke Palembang.
BalasHapusMakasih sharenya, jadi makin pengin ke sana deh
Masakan Palembang banyak yang aku suka, makanya aku pengin banget ke sana.
BalasHapusMakasih sharenya mba, aku makin cepet- cepet pengin ke sana.
Pokoknya kalau ke Palembang wajib cobain pempek, ya. Tapi, kuliner lainnya juga banyak yang enak di sana
BalasHapusBunda pernah ke Palembang, tapi cuma duduk n makan di kapal (ada resto) jd gak turun. Khawatir nanti ada apa2. Ada yg becanda nih katanta " bunda gak turun, hati2 di Palembang orangnya gahar2 lho! Kapal selam aja dimakan, hehehe...iya empek2 kapal selam yh gak sempet makan di Palembang, malah langganan empek2 di kedai deket Bintaro Xchg.
BalasHapusWaktu ke Palembang aku belain malem2 ke Jembatan Ampera lagi biar punya dua foto dengan suasana berbeda siang & malam :)
BalasHapusHai Mbaa, kakakku tinggal di Palembang juga, dan menikah dengan pria asli Palembang. Tiap main ke rumah, kakak biasa bawa pempek buatannya sendiri, kadang beli kalau kakak gak sempet bikin, enaaak :D Sayang, aku belum berkesempatan main ke Palembang, huhu Moga kapan-kapan bisa piknik ke sana :)
BalasHapusYang ingin saya nikmati pertama kali kalau ke Palembang adalah makan pempek yang berbagai macam jenisnya.Sepertinya di kota aslinya lebih banyak lagi macamnya.
BalasHapusPempek Palembang itu makanan terfavoritku beberapa kali coba bikin belum pernah bisa seenak aslinya.. Tau dikau ke sana aku titip Pempek Palembang deh hahaha...
BalasHapusAku belum pernah ke Palembang dan pengen sekali ke Palembang. Makasih mba sudah kasih informasi. Smogga Allah sempatkan pengen ke Palembang
BalasHapusWaah mumpung lagi di suatu tempat emang sayang sih klo dihabisin tidur, hhee. Betewe pempek palembang asli emang beda, jadi kangen makan lagi nih.
BalasHapusSurganya empek-empek ya mba di Palembang
BalasHapusduh menyenangkan, semoga kanpan-kapan aku jug abisa sampai ke Palembang aamiin
Apakah pempek yang dibeli langsung di Palembang rasanya lebih originalkah? Saya selalu bertanya tentang hal itu. Kalau ia, hmmm pasti enak sekali. Soalnya pempek beli di sini saja (Depok) pempek enak banget.
BalasHapusMpek-mpek aseli Palembang emagn juaraakk~
BalasHapusAku gapernah lupa rasanya...padahal ini dioleh-olehin suami yang dinas ke sana. Tapi bumbunya, mashaAllah yaa...di Bandung aku belum nemu seenak bumbu Palembang.
Mantaaapppuuu!
Mpek-mpek aseli Palembang emagn juaraakk~
BalasHapusAku gapernah lupa rasanya...padahal ini dioleh-olehin suami yang dinas ke sana. Tapi bumbunya, mashaAllah yaa...di Bandung aku belum nemu seenak bumbu Palembang.
Mantaaapppuuu!
Dari dulu pengen banget ke Palembang pengen ngerasain bagaimana pempek asli sana
BalasHapusMenikmati pempek di kota aslinya emang beda ya. Suka banget sampai pempek Palembang.
BalasHapusAuto ngiler lihat pempeknya huhuhu. Ini lagi pengen banget pempek. Pempek Palembang emang gampang banget bikin kangen.
BalasHapusAuto ngiler lihat pempeknya huhuhu. Ini lagi pengen banget pempek. Pempek Palembang emang gampang banget bikin kangen.
BalasHapuspengen deh ke palembang dan lgsg rasaim pempek asli sana,, enak lagi smbil nongkrong di area jembatan ampera itu ya kak
BalasHapusDuh jadi kangen pengen ke Palembang lagi, adik ipar tinggal di sana tapi kalau ke sana berat diongkos, jadi kalau beneran ada acara keluarga ke sana, surga mpek-mpek enak deh kalau ke sana, bisa makan mpek-mpek sepuasnya
BalasHapusPalembang juga kulinerannya mantul ya Mbak. Tapi yang terapung itu agak ragu juga. Gimana kalo pas ada riak air apa gak pada tumpah makanannya.
BalasHapusJadi kangen mau main ke Palembang lagi. Tahun lalu ke Palembang tapi akunya banyak di hotel karena tak tahan dengan udara panas dan matahari yang begitu terik. Pas sore menjelang senja aja main ke Jembatan Ampera.
BalasHapus