Situs Cagar Budaya ini nampak sangat sepi saat itu. Setelah memarkir mobil di bagian luar, saya langsung dapat melihat keseluruhan situs budaya ini. Bangunan berukuran besar yang berasal dari kayu menjadi point interest utama di lokasi tersebut. Saya kurang paham bangunan tersebut namanya apa, fungsinya apa, dan lain-lain karena tidak ada informasi yang saya dapatkan di sana. Yang bisa saya deskripsikan adalah hal-hal yang secara fisik dapat saya lihat.
bangunan paling mencolok di sini |
Jadi bangunan ini memiliki model panggung dan berukuran sangat besar. Bagian bawah (kolong bangunan) kira-kira setinggi 1 meter. Menuju ruangan, kita harus menaiki anak tangga yang sudah disediakan. Ruangan utama kira-kira berukuran 9x9 meter persegi. Di bagian pinggir kanan, kiri dan bagian depan (saat kita selesai menaiki tangga), ruangan ini memiliki bagian yang lebih tinggi dibanding di bagian tengah. Sepertinya ruangan ini adalah tempat untuk pertemuan warga atau pemuka adat.
bagian dalam ruangan difoto di tengah-tengah |
Setelah kami istirahat dan makan di aula tersebut, kami melihat-lihat sebentar situs budaya sebelum bersiap pergi dan bekerja lagi.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari internet (yang sangat minim), situs cagar budaya Loru ini adalah situs lumpang batu peninggalan Zaman Megalitikum. Ternyata Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah penyebaran benda peninggalan zaman megalitikum di Indonesia yang berusia lebih dari 2000 tahun. Lumpang batu atau batu lesung atau Vatu nonju, di zaman dulu digunakan untuk menumbuk batu kecil, saat mencari emas.
batu lesung, lumpang batu atau vatu nonju |
lumpang batu dan pohon |
Begitu aja perjalanan singkat saya di Situs Cagar Budaya Loru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Semoga pemerintahan setempat bisa lebih baik lagi dalam perawatan situs budayanya ya... aamiin.
Posting Komentar
Posting Komentar