Seperti janji saya sebelumnya, saya mau sharing mengenai strategi finansial agar bisa bebas utang dan bebas KPR di awal 30an. Tulisan ini akan cukup panjang karena akan membahas kondisi keluarga (kerja di mana, gaji berapa, status pernikahan dll), prioritas pengeluaran, perubahan mindset keuangan, gaya hidup, sampai cara nabung dan investasi yang saya lakukan selama 5 tahun terakhir.
Kenapa saya harus menulis semuanya? Kenapa nggak langsung nulis cara nabung dan investasi biar bisa melunasi KPR aja?
Menurut saya, kemampuan seseorang untuk menabung dan memilih instrument investasi sangat dipengaruhi oleh kondisi keluarga, pengetahuan keuangan, dan gaya hidup. Makanya tulisan ini nggak bisa langsung potong kompas ke tips dan trik gitu aja.Saya harap bagi tulisan ini dibaca sampai akhir agar bisa memahami fase perjuangan saya sebelum diadopsi di kehidupan pribadi.
1. SEKILAS TENTANG KONDISI KELUARGA
1.1. Status Pernikahan
Saya menikah di usia 21 tahun di tahun 2012. Hingga tahun 2015 saat KPR syariah di Bank Muamalat kami mulai, kami belum memiliki anak. Sampai sekarang juga belum punya anak sih, jadi doain aja ya agar segera mendapatkan keturunan. Aamiin.
Sejak menikah kami tinggal di rumah dinas orang tua suami di salah satu komplek perumahan TNI Angkatan Udara Republik Indonesia di Kota Bandung. Kami tidak pernah mengontrak alasannya karena kami miskin. Kalau ditanya soal tinggal di rumah mertua, saya pribadi akan bilang “tidak nyaman” karena saya termasuk private person dan introvert yang mutlak membutuhkan personal space dan waktu untuk sendirian. Saat itu saya memilih bersabar karena saya tidak punya pilihan lain.
1.2 Status Pekerjaan Dan Gaji
Di awal pernikahan, saya dan suami sama-sama bekerja: saya bekerja di lembaga social atau bahasa kerennya NGO sedangkan suami bekerja di perusahaan kecil di Bandung. Gaji? UMR Kota Bandung. Bahkan kalau mau blak-blakan, gaji saya masih di bawah UMR di 3 tahun pertama, hehe. Jadi kalau gaji kami digabungkan saat itu jumlahnya paling banter cuman 5 juta. Setelah 5 tahun berjalan pun sekarang total penghasilan bulanan kami (saya + suami) nggak sampai 10 juta.
Suami punya bisnis sampingan sebagai wedding photographer. Tapi performancenya biasa aja, dalam bahasa umum: nggak bisa diandalkan untuk jadi sumber penghasilan utama. Lagian hasil dari usaha fotografinya dipisah dari siklus keuangan dari gaji bulanan.
Pada tahun 2014 atau 2015, suami tidak bekerja lagi di perusahaan dan fokus di fotografi saja. Apakah dengan begitu bisnisnya bisa jadi sumber nafkah yang menjanjikan? Tidak, karena bisnis foto mengalami pasang surut dan tidak tentu. Di saat yang sama, saya mendapatkan kesempatan lebih di tempat saya bekerja dan gaji bulanan mengalami kenaikan.
1.3 Hobi Yang Juga Butuh Uang
Ada nggak sih hobi yang nggak butuh duit? Kayaknya nggak ada ya.. minimal kudu modal kuota internet (yang tentu saja butuh duit).
Karena itu nggak bisa dipungkiri kalau hobi memainkan peran cukup vital pada keuangan seseorang dan keluarga. Karena itulah saya membahas aspek hobi di tulisan ini.
Saya dan suami sangat senang traveling, utamanya touring dengan motor karena saat itu kami masih nggak punya banyak uang (sampai sekarang juga masih jadi rakyat jelata sih, hehe).
Gaya traveling kami mengalami banyak perubahan seiring dengan semakin bertambahnya usia pernikahan. Rincian perjalanan kami bisa dibaca di sini ya
- Beyond Indonesia: Malaysia & Thailand
- Perjalanan Touring Dengan Motor
- Roadtrip dengan mobil pribadi
Semua kegiatan traveling pasti butuh uang. Nah, nanti akan saya bahas lebih dalam bagaimana me-manage uang dan tips agar kami tetap bisa traveling meski dalam kondisi punya utang KPR dan gaji yang biasa aja.
2. KONDISI KEUANGAN KELUARGA
2.1 Apply Kredit Apa Aja?
Saat kami menikah, motor suami belum selesai dicicil. Tak lama kemudian saya membeli kamera DSLR dengan cara kredit selama 1 tahun karena saya akhirnya membantu suami sebagai fotografer. Kami memanfaatkan status numpang di rumah orang tua dengan membeli asset produktif. Ingat ya, cicilan ini dilakukan sebelum drama KPR dimulai.
Biar nggak bingung sama timeline-nya, saya tulis lagi: Kami menikah di tahun 2012, ngurus KPR tahun 2014, resmi nyicil KPR di Februari 2015.
Cerita lebih lengkap bisa baca ulang di Pengalaman Mempercepat Pelunasan KPR Syariah
2.2 Punya Tanggungan Nggak?
Saya termasuk sandwich generation dan tiap bulan saya mentransfer sejumlah uang ke ibu saya di kampung halaman, setiap bulan tanpa pernah absen sampai sekarang. Saya juga sedikit membantu kakak saya yang berjasa selama saya kuliah.
2.3 Pola Pikir Keuangan
Kami waktu itu cuma punya 1 target yaitu melunasi KPR di tahun ke 5. Waktu itu saya nggak yakin dengan cita-cita itu karena di tahun 2015 gaji masih pas-pasan dan suami melepas pekerjaan yang memberikan security di gaji bulanan.
Dalam kurun waktu 2015-2018, saya cuma tau nabung dan kalau ada bonus dari tempat saya kerja, sebagian saya beli emas logam atau dinar. Wah, banyak dong emasnya? Nggak! Sampe sekarang emas yang kami punya nggak sampai 10 gram, LOL.
Di akhir tahun 2018 saya ketemu salah satu akun instagram yang concern membahas personal finance dan sempat bikin heboh di tahun 2020. Pasti pada tau deh siapa. Terlepas dari kontroversi dan kasus akun ini dengan kliennya di tahun 2019-2020, akun ini adalah salah satu yang membuka pola pikir saya mengenai pengelolaan keuangan pribadi. Ia juga yang membuat saya mencari tau lebih banyak soal investasi dan segala macam lewat akun instagram, podcast, youtube dan buku. Meski buruk di beberapa hal, ia tetap berjasa dalam membuka mindset keuangan dalam diri saya. Buat yang termasuk haters, semoga paragraf terakhir tadi nggak bikin sebel sama saya. Saya tetap berada di pihak korban di kasus itu kok. hehe.
Saya juga follow banyak akun yang banyak bahas tentang personal finance, dari Zapfinance, Halofina, finansialku, dan masih banyak lagi yang lainnya.
3. CARA DAN STRATEGI MENGELOLA KEUANGAN KELUARGA
Tolong diingat-ingat perjalanan dan jumlah kisaran gaji yang saya sebutkan di atas ya agar nggak tersesat ketika membaca bagian ini.
3.1 Jumlah Rekening Yang Dimiliki
Kesehatan keuangan seseorang bisa dilihat dari jumlah rekening yang dimiliki. Menurut pakar keuangan, seseorang harus punya setidaknya 2 rekening: 1 untuk belanja atau kebutuhan sehari-hari, 1 untuk menabung. Jika punya bisnis, keuangannya juga harus dipisah.
Hal ini dilakukan agar kita tau betul, uang yang bisa dan boleh dihabiskan ada berapa.
Saya sendiri punya 3 rekening:
- Bank Syariah Mandiri. Di awal kerja, payroll saya ditransfer ke bank ini sampai kira-kira 2 tahun.
- Muamalat. Payroll saya diganti ke Muamalat, jadi saya terpaksa buka rekening di Muamalat, hehe.
- CIMB Niaga Syariah. Saya buka di sini karena punya jaringan ATM yang bagus di Indonesia dan Asia Tenggara serta layanan perbankan yang lengkap.
Fungsi ketiga rekening tersebut ada di foto di bawah ini
Suami saya juga punya 3 rekening:
- Bank Muamalat. Rekening untuk KPR. Ingat kan kalau kami KPRnya di Muamalat? Kalau KPR udah lunas, rekening ini ditutup.
- BCA. Untuk belanja. BCA (dan Bank Mandiri) masih jadi juara sih kalau soal pembayaran, tinggal gesek debit card saat belanja di convenience store sampai mall.
- CIMB Niaga. Untuk nabung.
Jumlah rekening disesuaikan saja dengan kebutuhan pribadi ya...
3.2 Cara Memanage Gaji Suami Dan Istri
Setiap keluarga memiliki cara sendiri untuk mengelola keuangan. Di keluarga kami, uang tidak di-pool di 1 rekening. Kami hanya memiliki kesepakatan, siapa bayar apa dan menjunjung tinggi keikhlasan dan meniatkan semuanya untuk ibadah kepada Allah SWT.
Seperti yang saya sampaikan di atas, pekerjaan saya menawarkan penghasilan tetap dan cenderung lebih besar dari suami sedangkan penghasilan suami tidak menentu. Karena itulah strategi yang kami terapkan adalah
- Gaji bulanan saya yang sudah bisa diprediksi digunakan untuk keperluan strategis yaitu membeli (atau mencicil) asset bernilai besar yaitu rumah, mobil, dan motor.
- Suami fokus pada pemenuhan hal-hal basic misalnya bayar listrik, beli gas, dan daily needs lainnya.
Apah? Kok bisa beli mobil sih?
Pasti nominal gaji yang tadi disebutin bohong ya? Nope, saya nggak bohong. Tenang, soal mobil nanti akan saya bahas di tulisan lain karena tulisan ini udah tembus 2000 kata nih, hehe.
Jadi gitu ya, teman-teman. Kalau ada 2 sumber penghasilan, maka tentukan mana bayar apa. Usahakan agar kebutuhan sehari-hari dan cicilan bulanan masih bisa dicover ketika salah 1 sumber penghasilan tiba-tiba hilang atau “kering”. Usahakan pula gaji yang jadi andalan adalah yang “terlindungi”, misalnya sudah jadi karyawan tetap di perusahaan/instansi manapun. Kalau masih jadi karyawan kontrak, status gajinya masih sangat rentan atau vulnerable.
3.3 Cara Mengatur Gaji Bulanan Ala Karyawan
Basic skill dalam manajemen keuangan pribadi adalah budgeting atau anggaran. Mudahnya adalah saya harus membuat anggaran untuk setiap kebutuhan di setiap rupiah yang saya punya. Untuk sebagian orang hal ini tidak mudah dengan adanya kemudahan mengakses nominal saldo uang di rekening via ebanking.
Yang membantu saya untuk konsisten dalam aturan budgeting yang saya tentukan sendiri adalah goals saya untuk melunasi KPR.
Ini uraian atau breakdown anggaran untuk gaji saya. Ingat kalau gaji saya digunakan untuk membeli asset dengan nilai besar. Gaji saya tidak sama di kurun waktu 2015-2020. Nah, daripada saya pusing, saya breakdown menggunakan acuan gaji terakhir saya saja.
- 21% untuk membayar KPR bulanan
- 29% untuk nabung (baca: ngelunasin KPR)
- 13% untuk ziswaf + transfer ke orang tua
- 12% untuk nyicil motor
- 10% untuk top up Rekening Dana Investor (RDI)
- 15% untuk support makan, kebutuhan sehari-hari, jajan… #eh
Saat nyicil motor udah selesai, all budget di pos ini akan langsung saya tambahkan ke pos nabung. Semudah itu.
Ini sebagai gambaran aja ya. Karena sekali lagi, nominal gaji bulanan tiap tahun itu berbeda.
3.4 Apa Yang Saya Lakukan Saat Ada Kenaikan Gaji
Hingga 2020, kenaikan gaji selalu ada setiap tahun karena (kalau tidak salah) merupakan kewajiban perusahaan/instansi untuk mengimbangi inflasi tahunan. Kebijakan kenaikan gaji ini tentu berbeda di setiap perusahaan ya.
Saya nggak paham nanti di tahun 2021 bakalan ada kenaikan gaji atau tidak karena COVID-19 ini. Saya wait and see aja sebagai karyawan.
Saat ada kenaikan gaji, maka saya akan pura-pura nggak naik gaji sepanjang tahun tersebut. Saya akan tetap hidup dengan standar tahun lalu.
Misal: Jika naik gaji 300rb/bulan. Maka uang 300rb itu akan langsung saya masukkan ke dalam tabungan. Memang uang 100-300rb terlihat tidak signifikan jumlahnya, tapi yang saya lakukan tujuannya bukan soal jumlah tabungan yang terkumpul melainkan menumbuhkan kebiasaan dan habit terhadap uang.
Hal ini termasuk mudah saya lakukan karena tidak ada perubahan status selama 5 tahun terakhir. Lain halnya jika ternyata saya memiliki anak di tahun ke 4. Perubahan jumlah anggota keluarga tentu mau nggak mau akan mempengaruhi pengeluaran.
3.5 Apa Yang Saya Lakukan Saat Ada THR Dan Bonus Lainnya
Di tempat saya bekerja, ada kebijakan THR setiap idul fitri dan akan ada pembagian bonus jika performance “perusahaan” mencapai level tertentu. Jumlah bonus tidak tentu dan tidak ada yang bisa memprediksi berapa jumlahnya.
Saat ada THR dan bonus, maka sikap saya sama: uang langsung masuk ke tabungan.
Kecuali jika
Saya sudah merencanakan untuk mudik ke Lampung, maka biasanya 80% THR di lebaran tahun itu digunakan untuk mudik dan tidak boleh diganggu gugat.
3.6 Saat Ada Pendapatan Lain Dari Pekerjaan Reguler
Saya beberapa kali mendapatkan tambahan uang dari menulis di blog dan menjadi fotografer di event komersial.
Uang yang saya dapatkan tersebut juga tidak saya ambil untuk jajan atau hal-hal lain, tapi sebagian besar saya tabung. Saya hanya mengambil sedikit untuk membeli atau memperpanjang domain blog.
Saya nggak pernah menambah porsi jajan dari uang selain budget yang sudah saya alokasikan di awal. Jika pada saat tertentu kondisi “memburuk”, maka saya biasanya menggeser alokasi untuk investasi saham ke kebutuhan pokok. Alasannya karena saya memang belum bisa fokus ke investasi, saya kebanyakan cuma ngisi saldo aja. Transaksi jual atau beli saham jarang banget dilakukan, maklum otak udah lieur ngurus pekerjaan di kantor.
3.7 Lifestyle Atau Gaya Hidup Selama 5 Tahun Terakhir
Meski dalam misi mempercepat pelunasan KPR, saya dan suami tetap melakukan banyak hal dalam keterbatasan yang kami miliki. Dalam hal ini adalah hobi kami untuk traveling.Selama 5 tahun terakhir, kami
- Backpackeran ke Singapura Malaysia
- Backpackeran ke Kuala Lumpur dan Penang
- Backpackeran ke Bangkok, Pattaya dan santai di Kuala Lumpur
- Camping di Ranu Kumbolo, Semeru
- Trekking di Gunung IJen
- Dan tak terhitung touring motor
Tips agar tetap bisa jalan-jalan dengan uang terbatas cukup 3:
- Nabung 200rb/bulan, biasanya sebagian dari porsi daily needsuntuk “dibelanjakan” sebagai saving dana liburan.
- Sabar nungguin tiket promo
- Riset sebanyak-banyaknya agar itinerary/setiap aktivitas liburan worth our money.
Baca tulisan-tulisan saya saat backpackeran ya, teman-teman bakalan tau kalau backpackeran kami ya beneran backpacker alias nyaris menggelandang, terutama saat kami masih di awal usia 20an.
4. INVESTASI UNTUK MEMPERCEPAT PELUNASAN KPR
Investasi ada yang sifatnya long term dan short term, ada yang high risk high return ada juga yang aman dan (bahkan) dijamin pemerintah tapi return-nya sedikit.
4.1 Deposito
Saya memilih untuk investasi di deposito di CIMB Niaga Syariah karena uang baru terkumpul cukup banyak tahun lalu dan jangka waktu investasi bisa diatur sendiri. Saya baru bisa mendaftar deposito di September 2019 dalam jangka waktu 1 tahun saja. Return yang saya dapatkan waktu itu bersihnya sekitar 5% dari total dana yang saya simpan di deposito. Alhamdulillah, saat deposito cair returnnya lumayan untuk menambah tabungan.
4.2 Reksadana dan Saham
Kalau teman-teman punya banyak waktu, maka bisa lho investasikan di reksadana pasar uang atau jika punya jiwa petualangan dan tidak takut resiko bisa investasi di pasar saham. Saya pribadi juga investasi di saham, tapi tujuannya bukan untuk melunasi rumah tapi untuk mempersiapkan dana pensiun.
5. DISCLAIMER
Remember, The First Step Matters!
Doakan ya agar suatu saat kami bisa membeli rumah impian kami di daerah Sarijadi, Kota Bandung, hehe. aamiin.
6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Buat orang yang biasa-biasa saja, gaji biasa aja tapi punya keinginan besar kayak saya, insyaAllah semua mungkin untuk dicapai. Yang bisa saya rekomendasikan adalah- Menyiapkan anggaran setiap bulan sangat efektif untuk mengendalikan nafsu jajan dalam diri
- Saat naik gaji, biaya hidup tidak perlu naik. Misal, jika kita bisa hidup dan makan enak dengan uang 1-2 juta/bulan, kenapa harus ditambah lagi?
- Sabar dan konsisten nabung sekecil apapun nominalnya, karena yang penting adalah menumbuhkan habit/kebiasaan.
- Berdoa terus kepada Allah SWT memudahkan segala hal.
Begitu penjelasan panjang tentang perjuangan saya saat menabung untuk mempercepat pelunasan KPR di Bank Muamalat. Jika ada yang mau sharing atau diskusi, langsung drop di kolom komentar atau kirim email aja ya.
Love,
Susie Ncuss
wah keren mba :) salut saya, tapi kayaknya di Bandung jarang ya penghasilan suami istri bisa mencapai 10 juta hahaa saya juga sama soalnya
BalasHapusiya, mbak.
HapusKeluarga saya juga nggak sampai 10 juta penghasilan bulanannya. hehe.
Mba sebelumnya saya ada cicilan setelah diterpa pandemi saya mmilih jual aset utk menutupi cicilan tersebut. Saya sama suami keduanya bukan pekerja kantoran jadi penghasilan ga tentu. Nah belajar dari sini, saya sepertinya 90% ke depan akan nabung dulu ketimbang buka cicilan KPR.
BalasHapusMasyaAllah mba... Sangat menginspirasi, saya sama suami juga lagi berjuang untuk beli rumah pertama ini. Semoga rumah impian kita segera terwujud, aamiin.
BalasHapusAamiin...
HapusSemangat ya mbak 😘
Mau gamau peran istri juga berpengaruh ya buat nambah nambah penghasilan. Kecuali kalau suaminya Sultan🤣ehehe tengkyu mbak sharingnya
BalasHapusBahkan istri Sultan harus jauh lebih pinter buat manage uang biar makin cuan, Wkwkwk...
HapusWaahh artikelnya mantuull banget, mba
BalasHapusini beneran bisa membuka wawasan para pekerja yg gajinya masih "biasa aja", dan tetep bisa bersyukur dgn rezeki apapun itu yg diberikan ALLAH ta'ala pada kita.
Makasiii sharing-nya mbaaa
Senangnya ya mba jika pengaturan keuangan keluarga bagus. Jadi bisa juga menyempatkan waktu untuk travelling :)
BalasHapusKebutuhan setiap keluarga berbeda-beda tapi semuanya butuh uang ya sis. Aplg bagi saya yg sdh punya anak, lebih extra hrs pinter nyari peluang utk dapetin uang extra dan gak cmn andelin gaji bulanan
BalasHapusSaya ikut meng- Aamiin-kan mba Ncuss segera mendapatkan momongan dan rumah impiannya dalam kota Bandung.
BalasHapusSharing yg menginspirasi banget, mba. Kuncinya harus konsisten sama rencana yg sudah disusun ya.
Aamiin
HapusBetul, mbak.
Being in debt is hard. Being financially disciplined is hard. Choose your hard wisely .
Kalau sudah menikah tuh masalah keuangan harus dibicarakan berdua. Ada tanggungan, kebutuhan, keinginan juga. Aku pribadi masih single ini dan berusaha buat tetap berhemat. Semoga pas nikah tetap bisa ngontrol
BalasHapusWah, melunasi KPR emang penuh perjuangan yaaah
BalasHapusCicilan KPR ku 15 tahun lho,ngambil rumah sebulan setelah menikah di tahun 2003 sampai jual cincin kawin buat DP dong hahaha
Trus ngelamun bareng suami, rumah baru bakal lunas kalo anak udah SMP dan legaaa banget waktu akhirnya lunas hehehe
Wah bagus teh sangat termenej nih keuangannya. Sy juga ingin banyak nabung nih tapi sekarang anak2 sudah besar semuanya sekolah di sekolah mahal.... untung dua anak pertama dapat beasiswa kuliahnya...tapi sisa 3 anak msh cukup berat nih jadi nbaungnya dikit aja. Jadi bagus mba masih blm banyak anak harus banyak nyiapin asset dan tabungan....
BalasHapusBaca dari awal sampai selesai, saya termasuk yg bergaji kecil dan suami juga. Memang pengelolaan uang di keluarga kami masih sangat kacau mbak. Huhuhuhu.... Jd harus merubah juga nih plot2 anggarannya dan terutama nabung. Xixixixi. Makasih sharenya ya mba
BalasHapusAlhamdulillah saat ini keluargaku sudah tidak punya hutang, walaupun rumah masih ikut dengan orangtua, sekalian menemani ibuku yang sendirian ini. :)
BalasHapusSemoga kita semua diberi kemampuan untuk lepas dari utang sesegera mungkin ya
Wuih keren banget. Hebat manage keuangannya. Aku masih ngos-ngosan deh. Huhu, kudu belajar nih sama Ncus :)
BalasHapusAku juga perhatikan banget cash flow mba.. in et out, plus balancing pengeluaran dan pemasukan. Jangan lupa pangkas pengeluaran yg ngga perlu yaa
BalasHapusmasya Allah semoga keluarga di sini segera bebas hutang ya dengan jalan yang Allah ridhoi ya, semangat selalu deh
BalasHapusAKu masih ada tanggungan KPR huhu.
BalasHapusSekarang ketambahan anak2 masuk SD dua2nya, jaraknya cuma setahun hahaha.
Btw makasih tulisannya mbak. Aku suka ada yang bahas soal finansial kek gini, berasa semangat nabung utk tujuan tertentu, yg pasti ya utamakan kebutuhan dan hindari utang yang tdk perlu ya :D
Menjaga keuangan dengan baik ini PR setiap rumah tangga ya mba, biar aman. Aku pun masih belajar nih, walaupun masih sering kelupaan nyatetnya
BalasHapusAku jadi punya gambaran untuk masalah keuangan ini.
BalasHapusJadi gak perlu lah yaa...tengok kanan-kiri. Pakai kaca mata kuda dan hanya fokus pada kebutuhan dan goals masing-masing keluarga.
Suka banget teh..perinciannya detil.
Mau belajar lagi.....yaa, teh....
Mengatur keuangan keluarga itu memang gak mudah, apalagi kalo uangnya gak ada, apa yang mau diatur toh?!
BalasHapusAlhamdulillah masih merasakan gaji bulanan, saya belum bekerja lagi semenjak PHK bulan Mei 2020. Dan sekarang masih fokus freelance penulis. Bismillah dan sambil berusaha menjemput rezeki Allah... Semoga ada jalannya yang terbaik buat saya dan kita semuanya, aaamiiin..
Dan Mba Ncuss segera mendapatkan keturunan yang soleh dan solehah ya, aaamiiin
Mba Ncus keren banget deh, bisa tetep traveling, bisa nabung dan ah ya sandwich generation.
BalasHapusSemoga rejeki semakin melimpah barokah dan segera dikaruniai anak2 yang salih/ah.
Tipsnya mantuuul (soalnya ak juga suka traveling) hehe
Istri itu emang manajer keuangan terbaik. Hehehe. detail banget mbaaa. sama lah kita mba, saya juga generasi senwi-ceu, hihihi.
BalasHapussetuju banget harus selalu punya rekening yang berbeda, untuk pribadi, kerjaan dan kpr karena jika di gabung dalam 1 rekening pasti akan kacau semua
BalasHapusPenting banget untuk selalu menjaga kesehatan keuangan keluarga nah Biasanya kalau keuangan yang berlebih Saya lebih suka untuk deposito dan juga investasi reksadana Mbak
BalasHapusCerita yang panjang Mbak..bisa menginspirasi perihal strategi untuk bebas hutang. Semua memang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan ya.
BalasHapusSaya dan suami juga bercita-cita utama segera punya rumah sendiri dari awal nikah dan Alhamdulilah akad KPR di tahun ke-5 pernikahan setelah sebelumnya tinggal di rumah dinas. Tahun ke-10 pernikahan lunas rumahnya. Semua tergantung niat dan prioritas kita. Dan memiliki rumah sendiri bagi saya dari hasil berdua tanpa bantuan orangtua, dengan lokasi Jakarta adalah sebuah pencapaian luar biasa
Setelah menikah banyak hal yang harus dipikirkan ya mba,beda dengan masih "Single".
BalasHapusSemua harus dipikirkan dan apapun yang terbilang gak penting,ada baiknya dikesampingkan dulu agar yang lebih prioritas bisa teratasi.
Dan sebagai pasangan suami istri juga harus mengkomunikasikan semua keuangan (pengeluaran-pemasukan).
Semoga cepat mendapat keturunan ya mba, Amin ya Rabb.
Kesimpulan dan rekom nomor 2 saya banget itu Mbak... jd mau naik gaji brp pun lifestyle ya sederhana aja. Jadi gak pusing musti ngikutin perkembangan gaya blablabla. Malah kadang2 kaget saldo di rekening masih ada aja. Hihi... Alhamdulillah
BalasHapusSaya selalu berusaha menghindari hutang, tapi ada beberapa kebutuhan yang sulit sekali terpenuhi kalau tidak berhutang, seperti rumah dan kendaraan. Btw, saya salut banget dengan cara Mbak Susie mengatur keuangan, harus saya contoh ini.
BalasHapusKeren Mbak bisa tetap ada sisih buat bacpakeran hehe. Jadi contoh banget buat saya 🙈 harus belajar atur dengan lebih baik
BalasHapus
BalasHapusSalut mb, dengan prinsip meskipun gaji naik gaya hidup tidak berubah tapi saving yang dinaikkan. Perempuan memang harus paham pengelolaan keuangan sih. Biar manajemen keuangan rumah tangga teratur dan sehat.
Sampai hari ini, ya Mbak. Kalau ada yang bertanya hal apa yg paling bikin aku trauma itu, jawabannya adalah utang. Aku pernah dihina, dimaki, dan diancam karena belum bisa bayar utang. Makanya sekarang aku selalu berusaha menghindari utang ini. Biarlah hidup apa adanya, makan seadanya, yg penting bebas hutang.
BalasHapusAku dan suami lom punya tabungan bersama sampai skrg. huhuhu... kesannya sendiri sendiri. duh ilmu soal keuangan keluarga ini yang aku butuhin saat ini. thanks mbak. bantu aku banget. PR nih buat nuntasin soal keuangan keluarga
BalasHapusTerimakasih untuk penjelasannya yang cukup detail ya mba. Saat ini saya masih bingung untuk mengatur keuangan terlebih kalau harus beli rumah dll...
BalasHapusTapi dari sini saya dapat gambaran harus bagaimana.
Ikut mendoakan semoga mbak dan suami segera dikaruniai anak.
BalasHapusSaya penasaran dengan kisah backpackeran ke Singapura-Malaysia-Singapura selama 5 hari 4 malam all in (termasuk tiket pesawat, hotel sampai oleh2) hanya 2,5 juta saja.
Yups... Terkadang memang harus diatur strategi keuangannya. Agar nggak banyak dana terpakai untuk hal-hal yang kurang diperlukan. Namanya juga cewek ya. Sekalinya belanja mah kadang suka nyomot sana-sini.
BalasHapusKalau nggak benar-benar diatur kayak apa yang kakak lakukan, pasti sirna sudah keinginan bebas utang. Iya nggak? Hehehe