Kolaborasi Kebaikan Dengan Lembaga Filantropi Terpercaya Di Indonesia - Traveling With Husband

“Kami di komunitas ojek online rutin kumpul setiap bulan untuk membuat kegiatan sosial, Teh…” kata Bang Adhy melawan suara angin dan klakson kendaraan di jalanan Bandung sore hari.

Sore itu saya sedang duduk di belakang Bang Adhy, pengemudi ojek online (ojol) yang akan mengantar saya ke stasiun kereta lokal. Bang Adhy adalah tipe driver ojol yang masih muda dan terbilang cukup aktif mengajak penumpang ngobrol. Saya sebenarnya malas banyak ngobrol dengan driver ojol karena sering kali suaranya kurang jelas sehingga saya harus berulang kali bilang “Gimana, pak?” atau hanya bilang “iya, hehe”. Tapi waktu itu suara beliau sangat kencang sehingga saya mau tidak mau harus meresponnya. Haha.

Bang Adhy ini bercerita bahwa komunitas ojek online yang dia bangun bersama teman-teman sering mengadakan tebar nasi bungkus untuk masyarakat kurang mampu di jalan. Alasannya karena Bang Adhy dan kawan-kawan ingin komunitas ini bisa memberikan manfaat, tidak hanya kumpul-kumpul tanpa tujuan. Entahlah kenapa beliau tiba-tiba membahas topik itu dengan saya. Apakah karena saya terlihat seperti orang baik? Hehe.

Buat saya pribadi, pembicaraan singkat sore itu sangat menarik karena memberikan perspektif baru pada komunitas pengemudi ojol. Menarik, karena saya mendengarnya langsung. Bukan dari tulisan di caption instagram atau video tiktok.

KOLABORASI KEBAIKAN ITU PENTING

Tetapi di balik kegiatan beramal tadi, komunitas ini menghadapi kendala yaitu belum ada orang yang bisa fokus pada agenda kebaikan ini karena setiap anggota komunitas sibuk “narik” atau mencari penumpang. Karena itu, sering kali aktivitasnya kurang berjalan dengan baik. 

Saat itu saya memberikan masukan untuk berkolaborasi dengan lembaga sosial saja karena di Bandung pasti ada lembaga yang bisa diajak kolaborasi kebaikan. Saya lalu mengenalkan salah satu relawan Rumah Zakat yang saya kenal agar bisa bekerja sama agar nyala kebaikan dari komunitas ojol ini tidak redup. Alhamdulillah sore itu komunikasi langsung terbentuk. Karena saya hanya sebagai penghubung, saya berharap amal baik tersebut dapat terus hidup dan berlipat ganda.

Kenapa saya mengenalkan beliau ke Rumah Zakat? Sederhananya karena saya sudah kenal lama dengan lembaga yang identik dengan warna oren ini. Berawal dari qurban pertama saya di tahun 2012 yang saya tunaikan melalui Rumah Zakat, kemudian saya mengenali dan berinteraksi dengan begitu banyak program kebaikan.

RUMAH ZAKAT, LEMBAGA FILANTROPI TERPERCAYA MILIK MASYARAKAT INDONESIA

Rumah Zakat adalah sebuah lembaga besar di Indonesia yang memiliki visi lembaga filantropi internasional berbasis pemberdayaan yang profesional. Lembaga filantropi ini berkantor pusat di Kota Bandung, hadir di 18 provinsi kantor layanan dan 34 provinsi distribusi program. 

Jika melihat sejarah, Rumah Zakat lahir tahun 1998 dengan nama DSUQ yang kemudian berubah menjadi Rumah Zakat Indonesia tahun 2016 dan menjadi Rumah Zakat seperti yang kita kenal saat ini. Perjalanan panjang ini tentu membuat saya sebagai salah satu bagian dari Negara paling dermawan versi Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021 menjadi lebih percaya. 

Dua hal lagi yang membuat saya selalu memilih Rumah Zakat sebagai lembaga penyalur donasi adalah audit laporan keuangan selalu WTP (wajar tanpa pengecualian) selama 16x berturut-turut dan telah diaudit secara syariah oleh Kementerian agama Republik Indonesia.

Selama 24 tahun, Rumah Zakat telah melayani 42 juta layanan manfaat hingga tahun 2021 dan sederet kontribusi untuk negeri yang tidak dapat dipandang remeh. 

CORE PROGRAM RUMAH ZAKAT

Pada pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah serta wakaf, Rumah Zakat memiliki 4 core program yaitu

1. Pemberdayaan yang terdiri dari program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan
2. Unit-unit pelayanan: Sekolah Juara, Klinik Pratama Cita Sehat dan BUMMAS (Badan Usaha Milik Masyarakat) di desa-desa.
3. Bencana dan Kemanusiaan yang berupa tanggap darurat, recovery, desa tangguh bencana 
4. CSV (Creating Shared Value) Partner yang sejalan dengan SDGs (Suistanable Development Goals) yang bekerja sama dengan berbagai macam mitra korporasi dan perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri. Hingga saat ini Rumah Zakat telah berkontribusi dalam 29 indikator pada 8 tujuan di SDGs. 

Tidak berhenti sampai situ, Rumah Zakat akan terus berkembang dan memberikan manfaat untuk Indonesia dengan target dampak sosial (social impacts) 1,5 juta penerima manfaat, 1,700 desa berdaya dan 20% dari penerima manfaat pada program pemberdayaan ekonomi keluar dari garis kemiskinan. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan sendirian. Ada banyak peran yang dapat kita ambil untuk ikut menjadi bagian dari kapal kebaikan yang dibangun Rumah Zakat. 

SAYA JUGA IKUT BERKONTRIBUSI PADA NEGERI

Saya pribadi sudah menjadi salah satu dari 689.000 orang yang mempercayakan pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah kepada Rumah Zakat. Saya percaya bahwa dana sosial yang saya titipkan tiap bulan atau tahun dapat memiliki andil pada pemberdayaan di Indonesia meski hanya sedikit melalui lembaga besar ini. 

Saya selalu “berbelanja” donasi/amal baik dengan mengklik rumahzakat.org/donasi karena begitu banyak program kebaikan yang dapat saya pilih sesuai dengan interest saya. Alhamdulillah selama 10 tahun mengenal Rumah Zakat, saya sebagai donatur tidak pernah kecewa pada kemudahan donasi sampai ke laporan pemberdayaan yang dikirim oleh Rumah Zakat ke saya melalui email yang saya daftarkan. 

Selain itu inisiatif saya untuk menghubungkan Bang Adhy, si pengemudi ojol yang memiliki visi baik, kepada relawan-relawan Rumah Zakat pun saya harap bisa berbuah kebaikan untuk masyarakat. Saya percaya, kebaikan kecil yang kita lakukan akan menjadi bola salju yang semakin membesar ketika bertemu kebaikan kecil lainnya dan berdampak besar pada Indonesia bahkan dunia.