Hari Kamis, 17 Agustus 2022, Kami bersiap di lobi hotel untuk city tour di Kota Madinah. Sesuai dengan itinerary yang kami dapatkan, city tour ini meliputi Masjid Quba, Pasar Kurma, Masjid Sab'ah Khandaq, Bukit Uhud, dan Kompleks Percetakan Alquran Raja Fahd.
Kami semua berangkat bersama dengan bus yang disediakan sekitar pukul 7.50 waktu setempat. City tour ini berlangsung singkat karena tepat sebelum dzuhur kami sudah sampai kembali di hotel. Dan saya segera berlari menuju masjid Nabawi agar tidak tertinggal shalat jamaah. hehe.
Masjid Quba
Pada sejarah kenabian, masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah saat hijrah ke Madinah 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 M. Dulu masjid ini terletak di luar kota Madinah tapi sekarang masuk ke dalam teritori Kota Madinah karena ada perluasan wilayah kota :).
Masjid ini berdiri di atas kebun kurma seluas 1.200 meter persegi. Lalu masjid direnovasi kembali hingga luasnya saat ini mencapai 5.860 meter persegi dan dapat menampung 20 ribu jamaah.Dalam proses pembangunan Masjid Quba, Nabi Muhammad ikut terlibat sendiri membawa bahan-bahan bangunan sampai badan Rasulullah dipenuhi debu dan pasir.
Di masa kini, kita mendapatkan beberapa fasilitas tambahan dan kekinian di dalam area masjid Quba yaitu adanya kafe yang menyajikan kopi dan juga supermarket.
Kami sampai di Masjid Quba pukul 8.10. Saat itu pengunjung masjid sudah memadati pelataran masjid, antrian menuju pintu masuk masjid dan tentu saja pintu menuju tempat wudhu.
Ditambah lagi dengan matahari yang seperti memanggang kulit yang tidak tertutup hijab dan pakaian. Saat itu suhu sudah pasti di angka 40-an derajat celcius.
Kami saat itu langsung berjalan dari tempat parkir bus ke pelataran masjid, belok ke kanan pas di depan toilet laki-laki dan melewati lorong di bawah jembatan. Lalu menapaki beberapa puluh anak tangga dan masuk ke bagian dalam masjid yang dijaga beberapa orang.
Saya waktu itu membawa masuk sepatu ke masjid dengan memasukkannya ke dalam plastik sepatu yang saya bawa.
Masjid Quba dilengkapi dengan AC dan kipas angin yang membuat saya merasa nyaman ketika menunaikan ibadah shalat sunnah di sana. Karpet berwarna hijau dan langit-langit yang agak rendah dengan lampu besar yang menjadi hiasan membuat saya merasa familiar dengan suasananya. Seperti Masjid Nabawi mini.
Saya nggak bisa melihat tempat shalat untuk laki-laki karena ada hijab/pembatas setinggi 2 meter :D.
Kami nggak begitu lama di sana dan setelah shalat beberapa rakaat saya langsung keluar lagi dan bergabung pada rombongan di pelataran masjid. Lalu berangkat menuju lokasi berikutnya yaitu Kebun Kurma.
Kebun Kurma Yang Sebenarnya adalah Toko Kurma
Ini adalah salah satu kekecewaan saya ketika menikmati perjalanan umroh dengan travel agent yang dipilih. Jadi ceritanya kami kembali duduk di bus dan menuju "kebun kurma" yang ternyata tidak jauh dari Masjid Quba, kira-kira kurang dari 5 menit saja.
Saya membayangkan kebun dengan pohon kurma yang berderet-deret dan kami bisa berjalan di antara barisan pohonnya. Tapi yang saya (dan kami) dapatkan adalah bangunan toko kecil yang dipagar dengan tembok tinggi. Ada sekitar 5 pohon kurma di depan tokonya sih..
Serius, saat itu saya cuma bisa ketawa karena saya nggak bisa liat definisi kebun kurma di tempat yang saya datangi. Jadi... saat itu saya hanya berkeliling di dalam toko, mencicipi 1 atau 2 jenis kurma dan keluar lagi.
Saya dan suami tidak membeli 1 jenis barangpun di sana karena harganya terlalu mahal. Jauh lebih murah membeli kurma atau yang lainnya di pasar dekat Masjid Nabawi atau Masjidil Haram.
Bukit Uhud
Perjalanan kembali dilanjutkan dan kami sampai di Bukit Uhud sekitar pukul 10.30 waktu setempat. Saat itu suhu di daerah Bukit Uhud adalah 45 derajat celcius, it burnt!
Bukit Uhud atau Jabal Uhud adalah bukit di utara Madinah dengan ketinggian sekitar 1077 meter dan merupakan lokasi pertempuran Rasulullah dan sahabat dan pasukan kafir Quraisy Mekah pada tahun ke 2 hijriyah.
Saat itu kaum muslimin berjumlah 700 pasukan dari Madinah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad menghadapi kaum kafir yang berjumlah 3000 pasukan yang dipimpin oleh Abu sufyan.
Di masa modern, area Bukit Uhud ini mungkin bisa disebut sebagai tempat wisata ya.. karena itu ada cukup banyak pedagang kaki lima dan toko-toko kecil yang menjual makanan dan minuman.Meskipun begitu, saya tetap bisa merasakan aura bagaimana perang Uhud terjadi di masa Rasulullah masih hidup.
Kami saat itu berjalan mengelilingi area Bukit Uhud tapi nggak begitu leluasa karena sangatt panaasss! Kami lalu dipimpin berdoa untuk para syuhada di Bukit Uhud and that's it. Kami balik lagi ke dalam bus.Well, saya dan suami sedikit mencuri kesempatan untuk menaiki Bukit Uhud. Sedikit aja, karena kami saat itu sudah sangat kepanasan, hehe.
Kompleks Percetakan Al Quran Raja Fahd
Ini adalah percetakan atau pabrik pencetak Al Quran terbesar di dunia dengan 18 juta eksemplar dicetak setiap tahun dan didistribusikan ke seluruh dunia. Di dalam pabrik ini, ada sekitar 1.300 pekerja dan beroperasi selama 24 jam.
Percetakan ini terletak di dalam Kompleks Percetakan Alquran Raja Fahd atau Majma Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif. Sekitar 11 km dari Masjid Nabawi.
Info yang saya dapatkan, tidak mudah untuk mendapatkan izin masuk dan berkunjung di area pabrik ini.
Kami melewati gerbang percetakan yang diapit tembok setinggi 3 meter dan langsung mengikuti jalur pengunjung yang disediakan. Saat berada di dalam rombongan dan berjalan menuju area gedung saya sempat mencuri pandang ke arah yang jauh dan saya tidak bisa melihat ujung area percetakan ini.
Yang saya lihat malah bukit dengan beberapa bangunan di atasnya. Ini menunjukkan bahwa pabrik ini sangat sangat luas syekali.
Saat kami berhasil masuk ke dalam pabrik, sayangnya kami tidak mendapatkan penjelasan sama sekali. Kami hanya dibiarkan melihat area pabrik yang saat itu hampir kosong tanpa ada kegiatan dari pekerja. Karena itu saya nggak bisa melihat bagaimana kompleksnya pabrik ini.
Kabar baiknya, setiap pengunjung mendapatkan Al Qur'an gratis dan dibagikan saat kami ke luar pabrik.
Posting Komentar
Posting Komentar